Rumah BenQi

Terus Belajar... Belajar Terus...

  • Home
  • Ummi’s Story
  • Islamic Homeschooling
  • Una’s Story
  • Taqi’s Story
  • benkdash

July 3, 2010 By Ummu-Una Leave a Comment

Refleksi Pendidikan bagi Toodler

“tiada suatu pemberian pun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik”
(HR. Hakim, Baihaqi, dan Ahmad)

Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan sebaik-baiknya hadiah dan perhiasan yang paling indah yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya dengan nilai yang jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Karena una sudah memasuki usianya yang ke-2. maka, saya dan suami berencana untuk memulai program homeschooling (HS) untuk preschool bagi una.

Metode HS yg dipilih untuk una saat ini adalah metode Charlotte Masson. Pendekatannya dengan mengajarkan kebiasaan baik (good habit), keterampilan dasar (membaca, menulis, matematika), serta mengekspose anak dengan pengalaman nyata, seperti berjalan-jalan, mengunjungi museum, berbelanja ke pasar, mencari informasi di perpustakaan, menghadiri pameran, dan sebagainya. walaupun, saya tidak akan mengajarkan secara akademik ketrampilan dasar diatas (membaca, menulis, matematika) hingga una usia SD. kecuali, una sendiri yang meminta.


Walaupun sudah mengubek2 segala macam informasi terkait menghomeschoolingkan anak usia 2- 3 tahun.. rasanya kok seperti belum cukup ya… kurikulum yg saya susun.. sampai akhirnya menemukan sebuah tulisan bagus yang mengingatkan saya lagi tentang tujuan homeschooling toodler.
Tujuan utama meng-homeschoolingkan toodler hingga preschool adalah membentuk karakter dan disiplin. bila tujuan ini sudah bisa tercapai maka akan mempermudah pembelajaran di tingkat SD.

Membentuk karakter tidaklah mudah. saya dulu hampir pernah jadi guru pelajaran character building di salah satu smu di jaktim, tapi akhirnya pelajaran itu dihapuskan.. bisakah membentuk karakter dalam bentuk pembelajaran kurang lebih satu jam dalam seminggu? Mungkin ini yang menjadi pertimbangan sekolah tersebut…


ok. lalu, apa yang dimaksud dengan karakter? menurut webster dictionary, karakter adalah :  “one of the attributes or features that make up and distinguish an individual”. karakter adalah atribut yang membentuk dan membedakan individu. baik, berarti harus lebih spesifik lagi, karakter seperti apa yang kita ingin dibentuk pada anak kita?

Bagi saya pribadi, dalam doa-doa saya setiap hari selalu terselipkan doa-doa sederhana untuk anak-anak saya kelak. “ya Allah, jadikanlah anak-anakku menjadi anak-anak yang sholeh ataupun sholehah, yang mengikuti ajaranmu dan menjauhi laranganmu, jadikanlah anak-anakku anak yang cerdas yang dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Islam, jadikanlah anak-anakku anak yang baik hatinya, dapat menghormati segala ciptaanMu, dan menjadi anak-anak yang sehat jasmani sehingga dapat menjadi generasi unggulan…”

Jadi, saya menginginkan anak-anak saya kelak mempunyai 4 karakter utama: soleh/ah, cerdas, baik, dan sehat (ehm.. sehat karakter juga bukan ya??)

Pertanyaan mendasar. bagaimana cara membentuk karakter tersebut? pastinya melalui pendidikan yang didalamnya terdapat: suggestion, affection, atau influence untuk memotivasi anak untuk belajar. ataupun disiplin.

Charlotte Mason menekankan tahun-tahun pertama pendidikan pada pembentukan kebiasaan baik. ia menekankan bahwa kebiasaan baik pertama dan utama bagi proses pembelajaran adalah habit of paying attention setelah mengajarkan kepercayaan kepada Allah tentunya. si kecil harus diajarkan untuk duduk diam mendengarkan orang lain berbicara dan menghargai pembicaraan orang dengan tidak memotong pembicaraan orang. kebayang dong, kalo kita lagi ngajar tapi yang kita ajarin sibuk berkomentar.. ( i know how it felt.. hiks..) bukannya informasi dari kita yang diterima anak tapi kita sibuk mengomentari komentar anak atau kita sibuk meminta anak-anak untuk diam

Cara-cara sederhana adalah dengan meminta si kecil mendengarkan ayah dan bundanya ketika sedang bercerita atau ketika ayah dan bunda sedang membaca quran. tapi, tentunya rentang waktu perhatiannya harus diperhatikan, jangan terlalu lama bercerita karena mereka cepat bosan.

Perilaku baik lain yang penting adalah menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. jangan biarkan mereka melompat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya tanpa menyelesaikan aktivitas sebelumnya. kalau saya pribadi, aktivitas menyelesaikan aktivitas ini biasanya ditandai dengan membereskan mainan yang ia telah pakai sendiri..

Terakhir adalah terkait dengan kemampuan problem solving. berikan ia waktu bermain sendiri. kita bisa mengawasi dari jauh. jangan selalu membantu anak tiap kali ia terlihat mendapat kesulitan. mungkin mereka membutuhukan waktu untuk mencari tahu cara penyelesaiannya. tapi, ketika mereka sudah betul-betul frustasi baru kita boleh membantunya dengan memberitahu cara yang benar dalam melakukannya. kita akan dibuat takjub dengan kemampuan-kemampuan si kecil yang kita kira belum bisa berbuat apa-apa. saya sangat menikmati moment-moment una memakai celana sendiri, istinja sendiri, pakai sepatu sendiri, dll… kadang bantuan kecil membuat anak tidak berkembang.

Kebiasaan-kebiasaan baik lain yang bisa diajarkan kepada anak kita sangat banyak. seperti misalnya tidak boleh memukul; mengucapkan salam, permisi, tolong, terima kasih;bersalaman dengan orang yag lebih besar; membuang sampah pada tempatnya; berbagi; dll.

Kita harus memberikan pujian tiap kali mereka berbuat baik dan cepat-cepat mengoreksi perbuatan salahnya sebelum menjadi kebiasaan buruk.

Yang pasti, kita harus konsisten terhadap hal ini. anak usia ini sering kali melakukan pemberontakannya dengan mengatakan “tidak” atau “tidak mau”. sebenarnya ia sedang mencoba keluar dari batasan yang diberikan orangtuanya atau menguji kekonsistenan orangtuanya. jadi, yakinkan batasan kita menjadi aturan baku di rumah dan di luar rumah.

Menghadapi anak usia dua tahun kadang kala sangat menjengkelkan. kesalahan-kesalahan kecilnya terlihat besar bagi orangtua yang sedang letih atau tidak mood. tapi, jangan pernah gunakan kekerasan kepada anak.. mereka hanya butuh koreksi atau arahan.. saya tergelitik untuk menggunakan metode “time out”nya supernanny atau nanny 911 tapi, sampai saat ini sepertinya belum diperlukan…

Saya tidak menetapkan waktu-waktu baku dalam pembelajaran una saat ini layaknya sekolah. kami mengembangkan karakter dan kebiasaan baik melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti: membantu kegiatan rumah sehari-hari, bernyanyi, membaca buku/qur’an bersama, mendongeng, jalan-jalan santai sambil menceritakan apa yang dilihat, menggambar, membuat prakarya, field trip, bermain di dalam rumah dengan mainan-mainan yang bernilai edukasi, bermain di luar untuk melatih motorik kasarnya, berbincang-bincang tentang semua hal mulai tentang Allah, tentang saudaranya, tentang dirinya sendiri, dll.

Saya menggunakan parameter pembelajaran untuk anak usia 2-3 tahun http://rumahinspirasi.com/parameter-perkembangan-anak-usia-2-3-tahun/ disini ini panduan minimal saya untuk mengevaluasi perkembangan una selama 1 tahun. tambahan parameter evaluasi lain saya buat sendiri sesuai dengan tujuan pendidikan di keluarga kami alhamdulillah, evaluasi parameter una saat 1-2 tahun berada di level memuaskan…

Sekolah utama bagi anak dibawah usia sekolah adalah di rumah. karena disanalah ia menghabiskan sebagian besar waktunya. homeschooling bagi toodler adalah hal yang lumrah bagi semua orang, baik yang pro maupun yang kontra dengan metode homeschooling. metode pembelajaran yang sederhana tapi kaya nilai dan bimbingan adalah metode yang paling tepat bagi anak di usia dini ini. saya yakin semua orangtua melakukan pembelajaran bagi anaknya di rumah. jadi saya pikir, sebenarnya, semua orang tua sedang menghomeschoolingkan anak balitanya di rumah. jangan biarkan anak-anak kita melewatkan masa-masa golden age untuk pengembangan karakter dan kebiasaan baik ini…

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
❮❮ Previous Post
Next Post ❯ ❯

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cari….

Kunjungi Kami di Youtube

Channel Youtube Kami




Talking Hafiz Doll

ads_lela

Hafiz Talking Doll atau Hafiz Doll atau Boneka Hafiz Quran adalah solusi untuk mengenalkan kecintaan terhadap Al Quran sejak usia dini dengan menggunakan boneka yang lucu dan menyenangkan.

Paling Banyak Dilihat

  • Echolalia alias membeo, gangguan bicara pada Anak
  • Shalatnya seorang ibu..

Kategori

  • ADD
  • ADHD
  • Autis
  • Bapake
  • Download
  • Islamic Homeschooling
  • Islamic Parenting
  • Our Homeschooling Story
  • Parenting dan Psikologi Umum
  • Review Buku
  • Review Tempat
  • Speech Delay
  • Taqi's Story
  • Ummi's Story
  • Una's Story
  • Uncategorized
  • Video
  • Home
  • Ummi’s Story
  • Islamic Homeschooling
  • Una’s Story
  • Taqi’s Story
  • benkdash

Pretty Chic Theme By: Pretty Darn Cute Design