Suatu kali saya sedang bermain dengan si bungsu, saya ciumi, kelitiki, peluk-peluk. Nida (3 tahun) masih suka kalau saya perlakukan begitu. Sedangkan kakak-kakaknya kadang lebih suka main sendiri daripada main sama ibunya.
Mumpung masih mau, pikirku. Kalau sudah besar ia sudah risih main sama ibunya. Maka saya pun banyak memeluk dan menciumi si bungsu
Ternyata kali itu si sulung mendekat kepada kami berdua. lalu dia berkata: “una mau..”
Wah, rupanya dia mau juga dipeluk-cium saya sesekali, walaupun usianya sudah 9 tahun.
Di lain waktu si sulung dan si bungsu yang beda usianya 6 tahun, terlihat berselisih tentang hal kecil. Entah rebutan sendok, rebutan minuman, rebutan kertas. Hal ini biasanya karna si bungsu tertarik apa yang dipegang kakak dan kakak makin menggoda si bungsu untuk mengambilnya.
Kadang saya tak habis pikir. Dengan perbedaan usia yang cukup jauh saya berharap hal seperti ini bisa lebih jarang terjadi. Tapi ternyata di luar dugaan.. rumah kami seringkali ramai
Saya berharap bahwa yang lebih tua menyayangi yang lebih muda dan yang lebih muda menghormati yang lebih tua. tapi ternyata butuh proses panjang agar hal itu bisa menjadi akhlak anak-anak kami. ngga otomatis.. (hehehe.. dikiranya anak begitu diajarin hadits ini langsung berubah jadi perilaku)
Ternyata, anak, berapapun usianya masih mengharap mendapat perlakuan yang sama dari orangtuanya sebagaimana saudara-saudaranya. Bahkan yang perbedaan umurnya jauh sekalipun
Ust herfi kemarin mengingatkan tentang kisah nabi yusuf, dimana saat itu nabi yusuf adalah anak ke 11 dan berumur sekitar 9 atau 10 tahun, namun kakak-kakaknya yang usianya jauh lebih tua darinya bahkan yang tertua di usia 20-an akhir, cemburu berat ketika ayahnya terlihat sangat menyayangi yusuf di banding mereka.
Kecemburuan antar saudara bisa berakibat fatal hingga berbuat hak yang keji kepada saudaranya. sebagaimana juga kisah habil dan qabil
Pe-er bagi orangtua untuk senantiasa berlaku adil pada anak-anaknya, terutama dalam hal pemberian yang tampak. entah itu dalam hal harta maupun kontak fisik
Tentang berlaku adil kepada anak bahkan ditambah lagi dalilnya dari hadist rasulullah
Ketika rasulullah diminta untuk menjadi saksi bagi sahabat yang akan memberikan budak kepada salah seorang anaknya, rasulullah bertanya apakah sang ayah juga memberikan hal yang sama pada anaknya yang lain. sahabat menjawab tidak. maka rasulullah enggan menjadi saksi. bahkan menasehatinya “Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu”
Lalu di lain waktu, rasulullah melihat salah seorang sahabat menyambut anak lelakinya dengan menciumi dan memangkunya. lalu datang anak perempuannya kemudian dipegang ayahnya dan diduduki di sampingnya. melihat hal tersebut Rasulullah menegur sahabat itu dan mengingatkan agar memberikan perlakuan yang sama kepada anak-anaknya
yah… ternyata hal sedetail ini terkait parenting anak sudah diajarkan dalam islam dalam kisah-kisahnya.
Kenapa sampai diajarkan berulang-ulang? karna hal ini adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan umat muslim
Hal ini mengingatkan bahwa munculnya kecemburuan antar saudara adalah suatu kewajaran yang perlu menjadi perhatian khusus bagi orangtua, agar tak keluar rel
Dan untuk memberikan pelajaran bagi kita para orangtua untuk senantiasa berusaha memberikan perlakuan yang sama kepada anak-anak
Dan juga agar kita memperhatikan hak masing-masing anak
Kadang kita orangtua secara tak sadar lebih mengistimewakan satu anak. Entah karna anaknya paling nurut, atau karena paling susah dikasih tau..
Tapi anak lain yang melihat perilaku kita, tak mengerti akan maksut dan tujuan kita berlaku begitu. Sehingga saya seringkali berdiskusi kenapa saya berlaku begini atau begitu pada anak agar ia mengerti
Kadangkala yang dapat melihat bahwa kita berlaku beda dengan anak-anak adalah pihak di luar kita. Saya sering di goda oleh suami, ketika saya terlalu fokus ke satu anak. hal ini menjadi alarm bagi saya untuk beralih membagi fokus ke anak yang lain.
Membagi perlakuan yang sama kepada anak-anak bukan hal yang mudah dan ini adalah lifetime activity, seumur hidup. Apalagi bila hati kita cenderung pada salah satunya, karna pekerjaan hati tak mudah kita bentuk. Tapi perilaku fisik selalu bisa diupayakan
Semoga kita diberi taufik dan hidayah agar bisa menjadi orangtua yang berlaku adil kepada anak-anak kita. Aamiin
Leave a Reply