Saya pernah terkesima ketika membaca jawaban dari seseorang di fb ketika ditanya oleh teman efbenya bagaimana cara agar anak tidak bosan murojaah dan menghafal alquran. Lalu jawabannya sederhana. Caranya adalah usahakan jangan sampai emaknya bosan.
Jawaban singkat dan tajam setajam silet.. Menyilet hati emak macam saya yang kadang suka bosan dalam mengajari anak-anak belajar al Quran. Ya Allah ampunilah saya..
Di masa-masa bosan seperti itu, membaca buku ini merupakan suatu mood booster.. Penambah mood yang dapat menghilangkan kebosanan bahkan berubah menjadi memperbaharui azzam, memperbaharui rencana, dan menekatkan untuk konsisten dan istiqomah
Buku ini sebenernya boomingnya udah lama ya.. Tapi saya baru baca sekarang.. Biasa suka begini.. Saat masih booming, ngga tertarik, tapi saat merasa butuh baru deh.. Bukannya dulu ngga butuh.. Hanya belum terbuka bahwa ternyata dulu butuh.. Ok selesai soal butuh dan ngga butuh ini 🙂
MasyaAllah, tulisan di dalamnya bagus sekali..
Terdapat penambah motivasi, cerita-cerita real ustadzah sarmini dalam suka duka perjalanannya mengajarkan anak-anaknya, dan terdapat penjelasan materi, serta suplemen-suplemen yang dibutuhkan dalam mengajarkan anak-anak
Cerita beliau yang down to earth dan khas emak-emak (yang ini emak solehah masyaAllah) membuat saya merasa dapat menghayati perannya sebagai ibu yang berjuang dengan mendidik anaknya, dengan keterbatasan fasilitas, dan modal azzam yang luar biasa kuat serta konsistensi dan istiqomah.
Setelah membaca kisahnya, tak ada lagi alasan untuk tidak belajar dan mengajarkan al quran pada anak-anak kita secara maksimal.
Kisah kerepotannya antara kerja mengajar dan IRT, kisah LDRnya, kisah keterbatasan fasilitasnya, kisah dakwahnya yang tetap berjalan sembari mendidik anak-anaknya, kisah kegigihannya menuntut ilmu sambil mengasuh anak dan hamil.
Aku bertanya pada diriku, apa alasanku dalam melemahkan belajar dan pengajaran alquran pada anak-anakku?
Malu rasanya.. Sebagai seorang ibu merasakan banyaknya alasan yang sebenarnya hanya usaha untuk berada pada zona nyaman. Ada 1001 alasan bagi seorang perempuan beranak untuk mengelak dari usaha mengembangkan potensi yang ada dalam diri secara optimal.
Kadang kita suka terpana dengan keberhasilan orang lain, baik keberhasilan bisnis, mendidik anak, atau berumah tangga. Tapi kita suka lupa kalau keberhasilan tadi adalah hasil yang di dapat dari banyak pengorbanan, doa, isak tangis, yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Begitupun dengan kisah ustadzah sarmini dalam mendidik alquran kepada tiga putrinya
Qodarullah saya membaca buku ini di bulan januari, bulan dimana saya mengevaluasi kegiatan belajar mengajar kami dan membuat rencana-rencana atas hasil evaluasi tadi. Dan buku ini menjadi vitamin bagi rencana kbm kami nanti insyaAllah..
Barokallah.. Untuk ustadzah sarmini yang telah menyusun buku ini.. Kebaikannya akan terus menyebar melalui bukunya. Kebaikan dalam mentransfer energi bagi para orangtua untuk terus berusaha maksimal untuk tujuan yang insyaAllah di berkahi Allah..
Yaitu mendidik anak mencintai alquran dan menjadi software utama dalam diri anak, yang kelak akan menguntungkan di alam akhirat.. Hingga orangtuanya juga mendapat keberkahan atas kesholehan anaknya.. MasyaAllah..
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus dapat mendidik diri kita dan keluarga kita agar dapat mencintai AlQuran sehingga kelak kita mendapatkan syafaat darinya, saat tak ada lagi yang dapat memberikan pertolongan, dan semoga keberkahan selalu menyelimuti kita dalam usaha mendekatkan diri kepada Alquran
Aamiin
Kartika says
bukunya apa judulnya mbak
Ummu-Una says
Balitaku hafal quran, mba