Bukan rahasia lagi kalau tugas rumah tangga itu seperti suatu rutinitas yang terus berulang. Qodarullah.. karna semua kegiatan dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup yang sehat. Kita makan, maka akan ada tumpukan cucian piring, akan ada rutinitas memasak. Kita pakai baju maka akan ada aktivitas mencuci baju. Anak-anak main, akan ada mainan terserak yang tak bisa secara rapih di bersihkan anak-anak kecil itu. Begitu terus menerus
Kadang dalam fase belajarnya anak-anak tentang hidup, anak-anak melakukan hal-hal yang membuat orangtua khawatir, histeris, semata-mata karena memang anak-anak itu tidak ada pengalaman sebelumnya.
Misalnya soal menaruh gelas berisi air di tempat orang lalu lalang. Hal sesederhana ini juga tak terlalu diperhatikan anak-anak kecil ini. Mereka masih belum berpikir terlalu jauh tentang kemungkinan gelas itu jatuh, airnya tumpah, air yang tumpah bisa membuat saudara-saudaranya jatuh, belum lagi kalau gelasnya beling yang bisa pecah. Hal sekecil ini saja bisa membuat ibu-ibu menasehati panjang lebar
Dan ibu rumah tangga menjalani drama-drama kecil ini setidaknya 15 jam setiap hari. Bisa dibayangkan yaaa…
Saya dan saya yakin setiap ibu juga berusaha membuat rumahnya ramah anak, cukup aman untuk bermain, cukup mainan, cukup buku anak, cukup makanan, dan cukup yang lain. semua ini agar ibu dapat menemani anak-anak tumbuh dengan baik secara fisik dan non fisik. Rumah adalah comfort zone ibu dan anak-anak
Maka keluar rumah berarti keluar dari comfort zone.
Tapi emak butuh piknik. BUTUH.
Okelah, keluar dari comfortzone sekali-kali a.k.a keluar dari rumah
Di rumah semua dipastikan aman bagi anak. Namun, di luar rumah, lingkungannya tidak di desain agar ramah anak. Maka akhirnya si emak keluar rumah sambil berusaha memastikan anaknya aman dan satu tambahan bagi saya adalah agar anak-anak tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Peduli amat dengan kenyamanan saya, toh saya sudah berani keluar rumah. Keluar dari comfort zone saya
Akhirnya emak yang butuh piknik ini keluar dari rumah dengan membawa tas besar berisi perbekalan agar anak-anak nyaman di luar rumah. Lalu seharian ia akan berlaku layaknya bodyguard seorang celebrity untuk buah hati kecilnya. Anak tak akan pernah senyaman di rumah, tapi emak sudah buat keputusan untuk keluar rumah, dan emak akan memastikan, setidaknya anak-anaknya merasa sedikit nyaman semampu sang emak.
Apakah sang bodyguard ini bisa menikmati hiburan layaknya sang celeb ketika si celeb sedang piknik?
Kita bayangkan sedang berjalan menuju suatu tempat piknik yang emak pikir itu menyenangkan. Pantai. pasir putih indah, air laut yang bergelombang, pemandangan jauh pantai yang membawa kedamaian.. indah sekali..
Kemudian emak membawa anak-anaknya yang berjumlah 3 anak. salah satunya adalah anak yang sangat aktif dan satu lagi adalah bayi.
Maka akhirnya selama liburan di pantai itu, emak menjadi bodyguard bayi dan anak yang sangat aktif itu agar bisa main dengan aman. Gendong bayi sambil mengejar kakanya yang berjalan semakin dalam ke air, berusaha membuat main pasir menjadi amat menyenangkan agar anak-anak mau mencoba, menghadapi tangis bayi yang ngantuk, menyiapkan makan siang karena semua orang sudah lapar..
Jadi sebenarnya siapa yang menikmati piknik..
entahlah.. apakah emak atau anak-anak..
Yang pasti emak butuh piknik, dan setelah piknik emak siap masuk rumah lagi. Untuk menanti piknik berikutnya 🙂
Leave a Reply