gambar : http://friscadelfia.wordpress.com/2010/04/08/meraih-surga-ibu/ |
Ketika saya belum menikah, seorang kakak mengatakan kepada saya “ibadahnya sekarang yang bener.. nanti kalo udah nikah.. udah punya anak.. susah… dulu tilawah banyak.. sekarang susah..”. itu adalah salah satu bentuk curhatnya dan nasihatnya kepada saya.
Seorang ibu yang saya kenal dengan dekat juga menampakkan perubahan yg cukup drastis pada masa sebelum menikah dan kemudian mempunyai anak. dulu ia shalat dengan rajin, sekarang, ia harus diingatkan untuk melaksanakan kewajiban yang satu itu.
begitu sering saya mendengar tentang cerita penurunan ibadah seorang wanita ketika ia telah menjadi seorang ibu.
dan ternyata, sekarang saya dapat memahami segala permasalahan pelaksanaan shalat yang dialami para ibu-ibu muda ini..
Sungguh, seorang Rasulullah pun mengetahui bagaimana gundah gulananya seorang ibu apabila mendengar anaknya menangis ketika tengah shalat. sang ibu takut terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya dan insting seorang ibu adalah menenangkan anaknya yang sedang menangis (apalagi bila anaknya masih bayi atau balita)
Shalat ketika anak tidur memang hal yang nyaman, tetapi terkadang kita memnag harus shalat saat anak sedang bangun.
Apakah tak ada solusi lain agar sang ibu dapat sholat di waktu anaknya tidak tidur dan meminta perhatian penuh dari ibunya?
Lihatlah hadist berikut yang menyangkut shalat Rasulullah bersama cucu-cucunya:
Diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Syaddad r.a. yang telah menceritakan hadist berikut:
Iya.. salah satu solusi untuk shalat tanpa khawatir dengan anak yang masih kecil adalah dengan menggendongnya. dengan cara-cara yang dijelaskan rasulullah. saya pun sering menggendong anak saya,una ,ketika sholat. hal ini terjadi bila ia sedang rewel dan tak mau lepas dari gendongan saya.
Terdapat pembelajaran lain yang dapat diambil dari hadist-hadist diatas: Rasulullah membiarkan anak-anak untuk berada di sekitarnya untuk shalat dan bukan menjauhkannya agar dapat sholat dengan lebih sempurna.
Dikebanyakan kesempatan saya jarang menjauhkan una dari saya ketika shalat. ketika belum bisa berjalan, ia saya dudukkan di dekat tempat shalat saya dengan dipakaikan diapers. ketika sudah bisa berjalan dan memanjat. ia sering menaiki saya dan mencoba bercakap-cakap dengan saya yang sedang shalat.
Saya mencoba memfamiliarkan shalat terhadap una. dan bukan menjauhkan una dari tempat sholat saya sehingga saya bisa sholat dengan tenang tanpa gangguan. gangguan-gangguan kecil yang ia lakukan terhadap saya saat sholat tak akan bisa dibandingkan dengan pembelajaran yang sedang ia lakukan saat saya sedang shalat.
Pada waktu una berumur 15 bulan, ayah saya memanggil saya yang sedang makan. ayah saya menunjuk kepada una. yang saya lihat waktu itu luar biasa. una sedang sholat sendiri di depan kamar!!. sambil mengucap allahu akbar ia bersedekap dan mulutnya komat-kamit. kemudian ia mengucap allahu akbar lalu langsung sujud dengan lutut yang lurus seperti mau koprol. lalu ia kembali berdiri.. melakukan hal ini terus menerus.. hingga saya menyuruhnya berhenti.. tapi tetap ia lakukan hingga ia puas.. hati saya terenyuh dan mengucap hamdallah..
Apakah shalat saya terganggu?? bisa iya dan tidak.. pernah sangat terganggu ketika ia sholat tepat didepan saya dan saya tak bisa menahan geli melihat polahnya. pernah juga sangat terganggu ketika saat tahiyat akhir ia memeluk saya dan menciumi wajah dan mulut saya..
Lengkapi dan sempurnakan shalatmu dengan shalat sunnah – itu prinsip saya. dan berusaha mengoptimalkan benar-benar shalat-shalat ketika anak tertidur pulas…tapi, sepertinya hal ini masih terdengar aneh di telinga ibu-ibu muda di sekitar kita. jangan jadikan anak sebagai alasan untuk penurunan ibadah kita. saatnya kita menyesuaikan managemen ibadah kita terhadap keberadaan anak.
Saya yakin, ada pahala tersendiri dari shalatnya seorang ibu.. walaupun tak sempurna..
Leave a Reply