Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan sebaik-baiknya hadiah dan perhiasan yang paling indah yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya dengan nilai yang jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Karena una sudah memasuki usianya yang ke-2. maka, saya dan suami berencana untuk memulai program homeschooling (HS) untuk preschool bagi una.
Metode HS yg dipilih untuk una saat ini adalah metode Charlotte Masson. Pendekatannya dengan mengajarkan kebiasaan baik (good habit), keterampilan dasar (membaca, menulis, matematika), serta mengekspose anak dengan pengalaman nyata, seperti berjalan-jalan, mengunjungi museum, berbelanja ke pasar, mencari informasi di perpustakaan, menghadiri pameran, dan sebagainya. walaupun, saya tidak akan mengajarkan secara akademik ketrampilan dasar diatas (membaca, menulis, matematika) hingga una usia SD. kecuali, una sendiri yang meminta.
Walaupun sudah mengubek2 segala macam informasi terkait menghomeschoolingkan anak usia 2- 3 tahun.. rasanya kok seperti belum cukup ya… kurikulum yg saya susun.. sampai akhirnya menemukan sebuah tulisan bagus yang mengingatkan saya lagi tentang tujuan homeschooling toodler.
Membentuk karakter tidaklah mudah. saya dulu hampir pernah jadi guru pelajaran character building di salah satu smu di jaktim, tapi akhirnya pelajaran itu dihapuskan.. bisakah membentuk karakter dalam bentuk pembelajaran kurang lebih satu jam dalam seminggu? Mungkin ini yang menjadi pertimbangan sekolah tersebut…
ok. lalu, apa yang dimaksud dengan karakter? menurut webster dictionary, karakter adalah : “one of the attributes or features that make up and distinguish an individual”. karakter adalah atribut yang membentuk dan membedakan individu. baik, berarti harus lebih spesifik lagi, karakter seperti apa yang kita ingin dibentuk pada anak kita?
Bagi saya pribadi, dalam doa-doa saya setiap hari selalu terselipkan doa-doa sederhana untuk anak-anak saya kelak. “ya Allah, jadikanlah anak-anakku menjadi anak-anak yang sholeh ataupun sholehah, yang mengikuti ajaranmu dan menjauhi laranganmu, jadikanlah anak-anakku anak yang cerdas yang dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Islam, jadikanlah anak-anakku anak yang baik hatinya, dapat menghormati segala ciptaanMu, dan menjadi anak-anak yang sehat jasmani sehingga dapat menjadi generasi unggulan…”
Jadi, saya menginginkan anak-anak saya kelak mempunyai 4 karakter utama: soleh/ah, cerdas, baik, dan sehat (ehm.. sehat karakter juga bukan ya??)
Charlotte Mason menekankan tahun-tahun pertama pendidikan pada pembentukan kebiasaan baik. ia menekankan bahwa kebiasaan baik pertama dan utama bagi proses pembelajaran adalah habit of paying attention setelah mengajarkan kepercayaan kepada Allah tentunya. si kecil harus diajarkan untuk duduk diam mendengarkan orang lain berbicara dan menghargai pembicaraan orang dengan tidak memotong pembicaraan orang. kebayang dong, kalo kita lagi ngajar tapi yang kita ajarin sibuk berkomentar.. ( i know how it felt.. hiks..) bukannya informasi dari kita yang diterima anak tapi kita sibuk mengomentari komentar anak atau kita sibuk meminta anak-anak untuk diam
Cara-cara sederhana adalah dengan meminta si kecil mendengarkan ayah dan bundanya ketika sedang bercerita atau ketika ayah dan bunda sedang membaca quran. tapi, tentunya rentang waktu perhatiannya harus diperhatikan, jangan terlalu lama bercerita karena mereka cepat bosan.
Perilaku baik lain yang penting adalah menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. jangan biarkan mereka melompat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya tanpa menyelesaikan aktivitas sebelumnya. kalau saya pribadi, aktivitas menyelesaikan aktivitas ini biasanya ditandai dengan membereskan mainan yang ia telah pakai sendiri..
Kebiasaan-kebiasaan baik lain yang bisa diajarkan kepada anak kita sangat banyak. seperti misalnya tidak boleh memukul; mengucapkan salam, permisi, tolong, terima kasih;bersalaman dengan orang yag lebih besar; membuang sampah pada tempatnya; berbagi; dll.
Kita harus memberikan pujian tiap kali mereka berbuat baik dan cepat-cepat mengoreksi perbuatan salahnya sebelum menjadi kebiasaan buruk.
Menghadapi anak usia dua tahun kadang kala sangat menjengkelkan. kesalahan-kesalahan kecilnya terlihat besar bagi orangtua yang sedang letih atau tidak mood. tapi, jangan pernah gunakan kekerasan kepada anak.. mereka hanya butuh koreksi atau arahan.. saya tergelitik untuk menggunakan metode “time out”nya supernanny atau nanny 911 tapi, sampai saat ini sepertinya belum diperlukan…
Saya tidak menetapkan waktu-waktu baku dalam pembelajaran una saat ini layaknya sekolah. kami mengembangkan karakter dan kebiasaan baik melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti: membantu kegiatan rumah sehari-hari, bernyanyi, membaca buku/qur’an bersama, mendongeng, jalan-jalan santai sambil menceritakan apa yang dilihat, menggambar, membuat prakarya, field trip, bermain di dalam rumah dengan mainan-mainan yang bernilai edukasi, bermain di luar untuk melatih motorik kasarnya, berbincang-bincang tentang semua hal mulai tentang Allah, tentang saudaranya, tentang dirinya sendiri, dll.
Saya menggunakan parameter pembelajaran untuk anak usia 2-3 tahun http://rumahinspirasi.com/parameter-perkembangan-anak-usia-2-3-tahun/ disini ini panduan minimal saya untuk mengevaluasi perkembangan una selama 1 tahun. tambahan parameter evaluasi lain saya buat sendiri sesuai dengan tujuan pendidikan di keluarga kami alhamdulillah, evaluasi parameter una saat 1-2 tahun berada di level memuaskan…
Sekolah utama bagi anak dibawah usia sekolah adalah di rumah. karena disanalah ia menghabiskan sebagian besar waktunya. homeschooling bagi toodler adalah hal yang lumrah bagi semua orang, baik yang pro maupun yang kontra dengan metode homeschooling. metode pembelajaran yang sederhana tapi kaya nilai dan bimbingan adalah metode yang paling tepat bagi anak di usia dini ini. saya yakin semua orangtua melakukan pembelajaran bagi anaknya di rumah. jadi saya pikir, sebenarnya, semua orang tua sedang menghomeschoolingkan anak balitanya di rumah. jangan biarkan anak-anak kita melewatkan masa-masa golden age untuk pengembangan karakter dan kebiasaan baik ini…
Leave a Reply