Lebaran kemarin, Saya mengenalkan Una aktivitas belajar surat menyurat. Di grup homeskul yang kami ikuti, Kami berencana untuk saling mengirimkan kartu Lebaran. Saat saya kecil, hal ini sangat lazim dilakukan, tapi tidak untuk kondisi saat ini dimana teknologi komunikasi semakin canggih. Tapi bagi Una, mengirimkan kartu lebaran tidak begitu aneh, karena dia terbiasa melihat hal ini dalam seri upin-ipin yang sering dia tonton.
Sebagai anak dari penjual online, Una sering mengantar saya ke JNE untuk mengirim paket. Beberapa kali juga ikut ke kantor Pos pusat saat mengantarkan paket buku bantal dari website ummi ke Malaysia dan Brunei.
Reaksi aneh nya adalah mempertanyakan kenapa kami tidak mengirim lewat jne seperti biasa nya. Lalu saat dia mengetahui bahwa suratnya akan sampai ke rumah temannya membutuhkan waktu seminggu, ia kemudian berkata: “pake jne aja, Mi. lebih cepat.” She is really a daughter of onlineshop mommy 🙂
Saat mempersiapkan kartu lebaran tersebut, Una berkenalan dengan perangko, hal yang pernah ia lihat saat berkunjung ke museum pos Bandung bersama teman-teman Playdate Tebet. Sebetulnya saya merasa agak khawatir kalau kantor pos ini tidak menyediakan perangko karena saya menduga perangko merupakan barang yang agak langka akhir-akhir ini.
Tapi dugaan saya salah, kami akhirnya mendapat perangko dengan seri alat musik tradisional. Kamipun menempel perangko tersebut di sisi kanan atas dan kemudian memberikannya kepada pak pos.
Setelah pengeriman kartu lebaran tersebut, pikiran saya melayang mengenang masa kecil, terkenang dengan kantor pos yang berada di Depok II Tengah. Tempat saya dulu mengirimkan surat kepada sahabat-sahabat kecil saya. Saya teringat, masa itu terdapat kotak pos besar, jadi surat-surat tinggal dimasukkan saja kesana. Sedangkan Di Kantor pos tempat Una mengirimkan kartu lebaran tersebut, tak ada kotak pos seperti masa saya kecil dulu. Mungkin karena semakin canggih nya teknologi, surat menyurat sudah menjadi aktivitas langka sehingga kantor pos tidak membutuhkan lagi kotak pos sebesar itu.
Kegiatan belajar surat menyurat pun telah selesai. Kini Una berdebar-debar menantikan balasan surat yang kelak akan diantarkan oleh pak pos ke rumah kami
Leave a Reply