Update 14 Februari 2017 – Lihat Tabel dan Gambar Paling Bawah
Alhamdulillah, sudah genap 1 bulan saya melahirkan anak ketiga saya di RS ibu dan anak Bunda Aliyah. Anak kedua saya pun lahir disini. Alasan utama kami memilih RS ini adalah karena jaraknya yang dekat dengan rumah kami. Hanya sekitar 5 hingga 10 menit naik motor.
Persalinan di bantu oleh dr Sarah Alatas. Dokter ginekolog yang selama ini menjadi dokter kami sejak anak kedua. Senang rasanya ketika di tanggal 24 september 2014, saya merasakan mulas awalan tanda mau melahirkan. Kenapa senang? Karna sejak anak pertama hingga anak kedua, belum pernah saya merasakan mulas kontraksi.
Saat melahirkan una, tak ada kontraksi sama sekali. Hingga akhirnya mencapai usia 42 minggu. Sehingga keputusannya adalah diinduksi agar bayi bisa keluar dan tidak terlalu lama di dalam perut. Bahaya bila ternyata air ketuban pecah dan terminum bayi. Bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan kematian..
Saat melahirkan taqi, tepat di usia kehamilan 38 minggu. Sudah cukup untuk lahiran. Saat itu kami datang untuk cek kehamilan. Kemudian diminta dr untuk melakukan usg 4 dimensi karna sepertinya bayinya kecil.
Akhirnya dokter menawarkan untuk dilakukan induksi karna kasihan dengan bayi kecil yang jantungnya bekerja keras di dalam rahim. Sebaiknya di keluarkan agar jantungnya tidak usah bersusah payah untuk survive di dalan rahim.
Maka, tanpa adanya rasa mules alamiyah sama sekali, saya melakukan induksi untuk ke dua kalinya. Kali ini induksi dilakukan melalui infus. Setelah sebelumnya, pada anak pertama, induksi di lakukan dengan menaruh obat di tempat keluar bayi.
Maka sayapun penasaran dengan lahiran normal tanpa induksi dan ingin merasakan mulas normal.
Walaupun sakit hingga sulit tidur, saya merasa senang. Tapi kekhawatiran muncul juga. Maka esok harinya saya meminta di antar suami untuk cek kehamilan. Ternyata sudah bukaan 2. Sakitnya lumayan..
Tapi ternyata takdir Allah berkata lain. Dengan riwayat induksi yang sudah di ketahui dokter dan pembukaan yang berjalan lambat, serta keinginan untuk tidak membebani suami yang sebenarnya harus segera berangkat kembali ke project tanggal 26, saya menyetujui saran dokter untuk melakukan induksi (lagi). Dalam hati saya agak merasa menyesal periksa kehamilan di hari itu. Karna saya ingin merasakan persalinan dengan kontraksi senormal-normalnya.
Rasa sakit tak terperi.. padahal saya berharap karena sudah pernah melahirkan dua kali, maka ketiga bisa lebih mudah. Ternyata.. tak ada bedanya dengan persalinan pertama atau kedua. Saat itu rasanya trauma untuk melahirkan karna rasa sakit yang amat sangat.
Kemudian saya mengingat kisah sahabat yang sangat baik kepada ibunya. Mendahulukan ibunya di setiap kesempatan, mengabulkan semua keinginan ibunya hingga menggendong ibunya untuk thawaf saat haji. Kemudian dia bertanya pada rasulullah “apakah perbuatan baik saya terhadap ibu saya sudah dapat membalas budi kepada ibu saya?” Rasulullah pun membalas ” tidak, kau bahkan belum dapat membalas satu erangan saat ibumu melahirkanmu”
MasyaAllah.. tahulah saya kenapa rasulullah berucap demikian. Karna beratnya rasa sakit saat persalinan.
Alhamdulillah wa syukurillah.. akhirnya keluar juga.. Zahratun Nida Rahmani. Bunga penyeru yang penuh rasa kasih sayang. Demikian doa kami yang ada pada namanya. Aamiin..
Foto Bayi
Overall tidak terlalu banyak perbedaan saat melahirkan taqi dan nida. Bedanya adalah, saat melahirkan taqi yaitu 4 tahun lalu, bunda aliyah masih agak sepi. Saat ini bunda aliyah rame sekali. Bahkan saat melahirkan pun, berbarengan dengan sekitar belasan ibu lainnya. Dokter dan perawat agak kerepotan. Mungkin seharusnya rumah sakit menambah staf atau membatasi pasien. Mungkinkah? Entahlah.
Saat masa pemulihan kami menempati kelas 1. Kelas dengan 2 kasur untuk pasien. Makanan oke. Saya makan dengan lahap agar ASI banyak. Furniture di kamar itu adalah: 2 kasur, 2 kursi, 2 meja sisi. 2 meja makan portable beroda, 1 lemari besar untuk 2 pasien, 1 kulkas dan 1 tv untuk dipakai bersama. Dilengkapi dengan 1 kamar mandi dalam.
Ruangan yang kami tempati cukup besar sehingga ketika tamu datang berkunjung, tersedia space yang cukup. Bayi room-in dengan ibu setelah observasi terhadap bayi dilakukan dan diyakini bahwa bayi dalam keadaan sehat.
Biaya persalinan RSIA bunda Aliyah per Oktober 2014:
Tindakan persalinan normal :
- Kelas 3 : 3.700.000 s.d. 4.500.000
- Kelas 2 : 4.500.000 s.d 6.000.000
- Kelas 1 : 6.000.000 s.d 7.500.000
- VIP : 7.500.000 s.d 9.000.000
- VVIP : 9.000.000 s.d 10.000.000
- Suite Room : 11.000.000 s.d 13.000.000
Tindakan persalinan dengan operasi:
- Kelas 3 : 11.000.000 s.d. 12.000.000
- Kelas 2 : 12.000.000 s.d 14.000.000
- Kelas 1 : 15.000.000 s.d 18.000.000
- VIP : 18.000.000 s.d 21.500.000
- VVIP : 21.500.000 s.d 24.500.000
- Suite Room : 25.500.000 s.d 31.000.000
Biaya persalinan RSIA bunda Aliyah per Februari 2017 :
- Kelas 3 : 5.000.000 s.d. 5.500.000
- Kelas 2 : 6.000.000 s.d 7.000.000
- Kelas 1 : 7.500.000 s.d 9.500.000
- VIP : 10.500.000 s.d 11.000.000
- VVIP : 11.500.000 s.d 13.500.000
- Suite Room : 13.800.000 s.d 17.000.000
- Kelas 3 : 13.500.000 s.d. 15.800.000
- Kelas 2 : 15.800.000 s.d 18.500.000
- Kelas 1 : 18.500.000 s.d 22.500.000
- VIP : 23.500.000 s.d 24.000.000
- VVIP : 27.000.000 s.d 28.000.000
- Suite Room : 32.000.000 s.d 33.000.000
- Kelas 3 : 3.500.000 s.d. 3.900.000
- Kelas 2 : 3.900.000 s.d 4.500.000
- Kelas 1 : 4.500.000 s.d 5.500.000
- VIP : 5.500.000 s.d 6.500.000
- VVIP : 6.500.000 s.d 7.500.000
- Suite Room : 7.500.000 s.d 8.700.000
Lokasi Peta RSIA Bunda Aliyah
Semoga informasi mengenai RSIA Bunda Aliyah ini bermanfaat..
Rima says
Hallo mba sangat bermanfaat informasinya. Mau tanya apakah biaya tersebut sudah all in atau masih ada biaya2 yang terpisah? Seperti obat, visit, dll. Tq
benkdash says
Halo mba Rima. Saya baru saja update informasi mengenai biaya per 14 Februari 2017. Biaya yg tertera belum tindakan dan kamar perawatan.. Semoga informasi nya membantu.
Dwi Listyo says
Hallo Bunda,
Jadi total keseluruhan hanis berapa Bun unruk lahiran normal ? terimakasih