Karna bukan hanya perempuan yang berharap orang lain mengerti dengan kalimat bahasa tubuh.
Karna bukan hanya perempuan yang berharap orang lain mengerti dengan kalimat sindiran yang bermakna sebaliknya.
Karna bukan hanya perempuan yang berharap orang lain mengerti via telepati, pesan yang dikirim dari sorot matanya.
Karna bukan hanya perempuan yang berharap orang lain mengerti maksut dibalik diamnya.
Ada satu lagi yang lebih heboh dari perempuan, karna dia sama sekali tidak memberikan tanda-tanda “menakjubkan” yang disadari oleh dirinya sendiri dan ternyata ia kirim.
Ia adalah anak-anak kita.
Mereka bertingkah laku sesuai dengan apa yang mereka pelajari dari lingkungannya.
Dan mereka juga bertingkah laku menurut bakat bawaan mereka.
Salah satu cara untuk memahami mereka adalah dengan melihat temperamen mereka.
Kadang kita bertanya, kenapa anak saya sulit bergaul di lingkungan baru. Terus saja menempel dengan orangtuanya. Menangis keras bila ada orang yang baru di kenal mendekati dan mengajaknya bicara. Keras kepala, mudah marah dan sulit untuk dialihkan. Mungkin anak kita termasuk kedalam anak dengan temperamen “sulit /difficult” atau “menantang/challenging”.
Atau mungkin anak kita termasuk anak yang memiliki mood yang positif di setiap waktu, mudah beradaptasi dengan orang, dan menghadapi saat-saat penuh tekanan dengan sedikit kekhawatiran, orangtuanya dan orang disekitarnya menganggapnya sebagai anak yang menyenangkan. Anak dengan type seperti ini masuk dalam kategori anak yang “mudah / easy”. Penelitian menunjukkan bahwa 40% anak masuk kedalam kategori ini.
Bisa jadi anak kita berada di titik tengah keduanya yaitu anak yang “slow to warm” atau anak pemalu. Dia beradaptasi dengan lingkungan baru secara perlahan. Ragu dan malu-malu dalam menjalin pertemanan baru, cenderung menarik diri dalam lingkungan baru. Seiring berjalannya waktu dia akan mulai membuka diri kepada situasi atau orang yang mulai dikenalnya..
Saya melihat pada ketiga anak saya sampai saat ini memiliki temperamen yang berbeda satu sama lain. Yang paling tua slow to warm, kedua easy, ketiga difficult. Maka melakukan satu hal yang sama pada mereka dapat berakibat yang berbeda-beda.
Melihat anak-anak kita dengan temperamen yang berbeda bukanlah untuk melihat siapa yang paling baik diantara mereka. Karna memang temperamen diatas tidak ada terbaik satu sama lain.
Ada kondisi-kondisi dimana orang dengan tipe difficult dapat menjadi inovator, atau pemimpin yang hebat, anak tipe slow to warm memiliki empati yang besar, atau anak tipe easy menjadi orang yang selalu dinanti setiap orang.
Tugas orangtua adalah menemani anak-anak bertumbuh, mencari nilai yang kelak akan hidup dengannya, menuju jalan kebaikan, yang hanya bisa dilakukan bila orangtua memahami anaknya.
Hingga kelak orangtua hanya menjadi penonton di pinggir lapangan, bersorak mendukung anaknya. Sementara anak kita berjuang di tengah lapangan menuju suatu kemenangan yang ia yakini.
Leave a Reply