Kini umur taqi sudah 7 tahun, Ia mengalami keterlambatan bicara dan mulai di terapi di usia 30 bulan. Saat ini ia sudah bisa bicara dua arah. Bisa menjawab bila ditanya. Alhamdulillah, suatu nikmat tak terkira bagi kami selaku orangtua. Walaupun belum bisa terlalu spontan dalam menjawab dan pilihan katanya masih banyak yang tidak umum, tapi ini merupakan suatu kemajuan yang baik walaupun lambat. Dalam perkembangan bahasanya, ia mengalami fase membeo atau yang biasa disebut echolalia.
Salah satu contohnya adalah ketika ia ditanya “apa kabar?” dia tidak menjawab dengan benar melainkan mengulang kata-kata penanya “apa kabar?” atau misalnya kita bilang “Assalamualaikum” ia tak menjawab “waalaikumsalam” melainkan mengulang kembali pertanyaan penanya yaitu “Assalamualaikum”
Echolalia adalah istilah yang digunakan ketika anak mengulang kata atau mengimitasi apa yang orang katakan. seperti contoh diatas
Lalu ada yang namanya “delayed echolalia” yaitu kondisi ketika anak mengulang kembali frase yang pernah ia dengar. misalnya kata favoritnya dalam film favoritnya walaupun filmnya tidak sedang ditayangkan saat itu. Untuk Taqi, ia sangat senang mengulang frase dari film-film favoritnya misalnya kata-kata “…”
Sebenarnya Echolalia adalah proses yang normal dalam perkembangan bahasa anak. anak yang sedang belajar bicara sering mengeluarkan echolalia. misalnya saya bertanya pada anak kecil usia 1 tahun, “apakah mau makan?” maka ia akan menirukan kata “maam” (dia masih belajar berbicara jadi . belum terlalu jelas kata-katanya) bukannya menjawab “ya” atau “tidak” melainkan menirukan kata terakhir dari pertanyaan.
Anak kita belajar untuk menggunakan bahasa dengan mengulang apa yang dia dengar dari sekelilingnya. kemudian, ketika kemampuan bahasa meningkat, mereka mulai membuat kalimatnya sendiri dan masa echolalia akan berkurang sedikit demi sedikit kemudian menghilang.
namun, pada beberapa anak fase ini tak berlalu. Mereka seperti terhenti di fase ini. Beberapa anak hanya akan mengulang perkataan orang lain dan sangat jarang mengemukakan apa yang ada dipikirannya atau kalimatnya sendiri. beberapa anak tidak berbicara kecuali kalimat favorit mereka di film favorit yang mereka pernah dengar. Tipe echolalia seperti ini bukan bagian dari perkembangan bahasa normal dan dapat mengindikasikan anak memiliki masalah dalam menggunakan bahasa.
Perkembangan fase Echolalia
Fase echolalia biasanya berlangsung pada saat usia anak 1-2 tahun. karena begitulah mereka belajar berbicara. di usia 2 tahun seharusnya anak sudah mulai menggunakan ucapan mereka sendiri. anak usia 2 tahun mungkin mengulang perkataan oranglain yang mereka anggap sulit, namun mereka juga menggunakan ucapan mereka sendiri.
di usia 3 tahun seharusnya echolalia sudah amat minim. Mereka sudah membentuk kalimat sederhana untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitar mereka.
Delayed Echolalia (mengulang frase favorit dari film favorit) digunakan oleh banyak anak-anak, namun bila hanya bisa menggunakan frase tersebut tanpa kalimat lain adalah suatu indikasi masalah bahasa.
Treatmen Echolalia
untuk mentreatmen echolalia, kita harus mengetahui penyebab anak melalukan hal tersebut. karena bisa jadi ia menggunakannya karena ia tidak mengetahui bahasa yang benar dalam berkomunikasi. atau bisa jadi karena ia merasa hal itu membuatnya nyaman ketika mengulang kalimat yang familiar. setiap penyebab membutuhkan penanganan yang berbeda
Sebagai orangtua, kita bisa bekerjasama dengan terapis wicara anak kita untuk mengetahui penyebab dari Echolalia anak kita dan bekerjasama untuk mengangani masalah ini
Ketika Echolali karena kemampuan bahasanya yang buruk
Alasan utama anak melakukan echolaila adalah ia belum memiliki kemampuan bicara yang cukup untuk mengetahui apa yang harus diucapkan. Anak usia 1 tahun tak tahu harus berkata apa maka ia hanya akan mengulang kata-kata orang lain. ini bukanlah masalah karena fase umur ini adalah fase anak melakukan echolalia. namun pada anak yang lebih besar maka kita harus meningkatkan kemampuan berbahasanya sehingga ia tak lagi bergantung pada echolalia saat berbicara
Kita bisa lihat dimana kekurangan kemampuan bahasanya, apakah ia kurang mengetahui banyak kosakata (vocabulary), atau tidak tahu kata-kata dalam menjawab pertanyaan, maka kita bisa meningkatkan kemampuan tersebut
saya menggunakan banyak kartu bahasa dan karrtu gambar untuk mengajarkan kosa kata pada Taqi karena ia sulit untuk konsentrasi ketika dibacakan buku. Buku sebenarnya sangat bermanfaat dalam memperbanyak kosakata namun sayangnya cukup sulit untuk dilakukan pada Taqi yang aktif dan tak bisa diam saat dibacakan buku, maka saya menggunakan kartu
Lalu saya juga mengajarkan beberapa percakapan agar taqi mengetahui bagaimana menjawab pertanyaan. Saat inipun hal ini masih saya lakukan
Ketika Anak Echolalia saat ingin meminta
Taqi kadang datang dan bicara pada saya “Mau jalan-jalan, ngga?” kemungkinan besar sebenarnya ia sedang minta diajak jalan-jalan oleh saya. ia mengulang kata-kata saya yang pernah saya katakan padanya saat mau mengajaknya jalan-jalan.
ia sedang melakukan delayed echolalia, mengulang frase yang pernah ia dengar sebelumnya. Maka yang perlu saya lakukan adalah mengoreksi kata-katanya. saya katakan padanya, “taqi, katakan “Ummi, Taqi mau jalan-jalan”” lalu meminta ia mengulangi frasa yang lebih tepat tersebut.
ketika kita ulangi hal ini terus menerus, maka kita bisa mulai mengoreksinya. misalnya ia mengatakan “Mau jalan-jalan, ngga?” lalu kita berespon “bukan, bukan ummi yang mau jalan-jalan, tapi Taqi, katakan “Taqi mau jalan-jalan” “. Hal ini dapat menimbulkan kesadaran pada anak bahwa apa yang ia maksut tidak sama dengan apa yang ia katakan
Ketika anak Echolalia saat ditanya
ini adalah hal yang paling sering terjadi pada anak dengan gangguan Echolalia, yaitu mengulang kembali pertanyaan yang ditanyakan. biasanya kata terakhir dari pertanyaan. Hal ini karena anak tidak mengetahui apa yang harus diucapkan untuk menjawab pertanyaan. ini adalah saran dari ahli terapi wicara untuk mengatasi hal ini. dan harus diingat, proses ini harus melalui masa yang panjang.. sayapun masih berjuang disini
- Pilih satu jenis pertanyaan (seperti “apakah kamu mau ini?” Atau “apa ini?”)
- Ajukan pertanyaan dan kemudian segera jawab jawabannya dengan satu kata (tanpa berhenti). Kedengarannya seperti ini “Apakah kamu mau ini? Ya. ”Idealnya, anak itu hanya akan meniru bagian“ ya ”. Jika tidak, dorong anak untuk meniru “ya” (atau apa pun jawabannya). Terus lakukan ini sampai anak secara konsisten mengulang hanya jawaban satu kata.
- Ajukan pertanyaan lagi tetapi sekarang katakan saja bunyi jawaban pertama, seperti ini: “Apakah kamu mau ini? Yyyy- “. Dorong anak untuk mengucapkan kata “ya” dengan memulai dengan suara pertama. Jika Anda harus mengucapkan seluruh kata dengannya beberapa kali, tidak apa-apa, tetapi tahan suara pertama sampai dia memulainya. Terus lakukan ini sampai dia secara konsisten mengucapkan jawabannya setelah Anda memberinya suara pertama.
- Ajukan pertanyaan lagi tetapi sekarang ucapkan saja bunyi pertama tetapi jangan mengatakannya dengan keras. Anda hanya harus terlihat seperti Anda akan mengatakannya. Arahkan perhatian anak ke mulut Anda dengan menunjuk sehingga dia melihat Anda mulai mengatakan suaranya. Dorong anak untuk mengucapkan kata setelah Anda mengucapkan suara pertama. Terus lakukan ini tetapi secara bertahap memudarkan jumlah yang Anda katakan sampai dia hanya akan mengucapkan jawabannya tanpa Anda perlu mengucapkannya sama sekali.
- Begitu dia menguasai satu formulir pertanyaan, mulailah lagi dengan pertanyaan yang berbeda. Terus lakukan ini sampai Anda telah mengajarkan berbagai pertanyaan dan dia mulai menjawabnya secara spontan tanpa menggunakan echolalia.
berapa banyak macam pertanyaan? banyak sekali yaa.. semangat para orangtua !!
saat ini saya sudah mengajarkan taqi pertanyaan terkait kepergian bapaknya saat bapaknya sedang dinas kerja, pertanyaan terkait perkenalan dirinya, keluarganya, dan juga tentang hal-hal yang terkait identitas dirinya yang penting untuk ia lakukan. Masih banyak yang harus diajarkan
Ketika Anak Mengulang Pujian
Hal ini jarang terjadi pada kondisi normal dalam kehidupan sehari-hari di rumah, tapi mungkin sering terjadi di dalam suasana terapi bicara
Ini kedengarannya lucu. Kedengarannya seperti ini:
Terapis: “Kevin, apa kata anak anjing?”
Kevin: “Guk guk. Bagus, Kevin! ”
Itulah saat ketika kita menyadari, “pasti saya sering mengatakan pekerjaan “Bagus, Kevin ”setiap kali dia benar!”
Hal pertama yang perlu Kita lakukan adalah berhenti mengatakan pujian apa pun yang telah dikaitkan anak pada jawaban yang benar. Sebaliknya, ulangi jawaban yang benar, jeda, dan kemudian berikan pujian kita. Jadi itu akan terdengar seperti ini:
Terapis “Kevin, apa kata anak anjing?”
Kevin: “Guk guk. Bagus, Kevin! ”
Terapis: “Guk guk. Seekor anjing memang mengatakan ‘guk guk’, kamu benar. ”
Jika itu tidak menyelesaikan masalah setelah beberapa kali mencoba, kita dapat kembali ke langkah bernomor di atas dan menggunakan jenis sistem yang sama. Misalnya, kita akan mengatakan “Apa kata anak anjing? Guk guk. ”Kemudian, segera katakan“ guk guk ”lagi setelah dia menjawab dengan benar tetapi sebelum dia bisa melanjutkan kata-kata “Bagus, Kevin ”. Mungkin butuh beberapa saat baginya untuk terbiasa tidak mengatakan semuanya jadi teruslah mencoba ini dan akhirnya akan memudar.
Ketika Echolalia adalah Self-Stimulatory
Beberapa anak menggunakan echolalia karena mereka merasa nyaman. Para Ahli menyebut ini stimulasi diri karena mereka menemukan cara untuk menyediakan stimulasi yang membuat mereka merasa baik. Beberapa anak mengepakkan tangan mereka atau mengayun ke belakang dan ke depan sebagai perilaku stimulasi diri. Hal ini juga disebut sebagai “stimming”. Ada juga anak-anak yang menggunakan echolalia sebagai bentuk perangsangan.
Saya sering melihat Taqi melakukan Echolalia saat sedang bosan, pada artikel lain dikatakan bahwa Echolalia terjadi pada anak stresss. Mereka merasakan skrip film atau skrip acara tv dapat menghibur karena frase tersebut dapat diprediksi. Jika seorang anak tidak memahami dunia di sekitarnya atau mengapa sesuatu terjadi, dia mungkin lebih suka melakukan sesuatu yang dia kenal dan yang dapat diprediksi, seperti membaca keseluruhan film untuk memori. Hal tersebut menghiburnya karena dia tahu bahwa skrip film akan selalu terdengar sama tidak peduli apapun yang terjadi.
Anak-anak lain dapat menggunakan echolalia yang tertunda ini sebagai rangsangan mandiri karena mereka bosan atau tidak “nyambung” ke dunia di sekitar mereka saat itu sehingga mereka masuk ke dunia mereka sendiri di mana Frozen bermain tanpa henti di kepala mereka dan mereka bisa masuk kedunia dalam kepalanya begitu saja dan mengulang kata-kata favorit dalam film frozen.
Perlu diingat bahwa ini adalah kegiatan yang menyenangkan yang dinikmati anak dan tidak ada yang salah dengan hal itu. Anak harus diizinkan untuk memiliki beberapa waktu di siang hari untuk menggunakan echolalia ini sebagai waktu istirahat, seperti kita akan mengizinkan seorang anak laki-laki yang suka bermain bola beberapa waktu untuk bermain dengan bola basket di luar untuk beberapa waktu.
Namun, ada saat-saat tertentu ketika tidak baik bagi seorang anak untuk menggunakan echolalia. Ini mungkin saat anak berada di kelas dan guru sedang berbicara, atau ketika anak berada di lokasi yang sepi seperti perpustakaan atau di gereja. Tidak adil mengecualikan anak dari situasi ini karena dia tidak tahu cara berhenti menggunakan echolalia sehingga penting untuk menghentikan echolalia.
Kunci untuk menghentikan echolalia yang bersifat stimulasi-diri adalah mencari tahu mengapa itu terjadi. Jika anak tersebut menggunakan echolalia karena dia stres, lihat apakah kita dapat menemukan cara alternatif untuk menghilangkan stres pada anak. Ini mungkin termasuk membacakan cerita sosial tentang apa yang terjadi di sekitarnya atau mengajarkan kepadanya beberapa strategi menenangkan yang akan membantunya menenangkan diri dengan cara yang lebih tenang.
Jika anak menggunakan echolalia karena dia bosan dan masuk ke dunia di kepalanya, akan sangat membantu untuk mengingatkan dia untuk membawanya kembali ke dunia nyata Misalnya, jika dia mengutip skrip film selama waktu kelas, kita dapat memiliki orang dewasa yang duduk di sebelahnya mengingatkannya pada fokus pada guru. Atau, guru bisa sering bertanya pada anak tentang apa yang dia bicarakan untuk memusatkan perhatiannya kembali padanya. Kita juga bisa memberi anak mainan kecil yang akan memungkinkannya untuk menggerakkan tangannya sehingga dia dapat fokus pada guru dengan lebih baik.
Jika anak tidak menyadari bahwa dia menggunakan echolalia tetapi hanya melakukannya karena kebiasaan, kita mungkin perlu mengajarkan aturan anak tentang kapan tidak masalah untuk berbicara dan ketika tidak boleh berbicara. Kemudian, minta gurunya dengan lembut mengingatkan dia tentang aturan-aturan itu ketika dia berbicara selama waktu “tidak bicara”. Membuat anak sadar dan menetapkan batasan atau aturan mungkin cukup untuk menjaga anak di jalurnya.
Eddy says
Terimakasih artikel ini sangat membantu. Anak saya juga sedang mengalami masalah ini.
Ummu-Una says
sama-sama pak.
Nadya says
Anak saya juga umur 4 thn mengalami speech delay dan “echolalia” ini. Kalau ditanya, seringnya yg diulang pertanyaannya, bukan menjawabnya. Terima kasih tipsnya, akan kami coba utk terapkan.
Ummu-Una says
semangat terus bunda..
Nine says
Terima kasih artikel ini sangat bagus dan membantu saya. Anak saya juga mengalami hal yg sedikit sama seperti ini, namun sekarang sudah lumayan mengalami banyak kemajuan alhamdulillah..namun perjuangan masih berlanjut…tetap saya jg masih berusaha dan terus berusaha agar echolalia nya mudah mudahan bisa memudar dan hilang. Aamiin.
Ummu-Una says
Alhamdulillah.. semangat terus bunda..
Rika says
Echolalia itu normal sampai umur berapa ya?
Ummu-Una says
1-2 tahun, bun. umur 3 tahun sudah sangat minim. sudah bisa mengembangkan kalimatnya sendiri
Irma says
Halo.. saat ini anak saya mengalami hal yg sama. Apakah bisa di share tempat terapinya dimana? Terima kasih.
Ummu-Una says
lokasi dimana, mba?
Sha says
Halo mba boleh nanya sekarang taqqi udah lancarkah? Anak saya mengalami hal yg sama seperti tulisan mba
Ummu-Una says
alhamdulillah sudah lancar, kak.. tapi masih ada kekurangan dibanding anak seumurannya
Fanes says
Hai bunda, trrimakasih artikelnya. Anak sy jg ekolalia di umur 2 tahun ini, dia baru byk bcara di 22 bulan, 24 bulan sdh 2 kata tp klo ga ngerti dia jawab dgn ekolalia. Yg sy mau tnyakan, dlu taqi brp lama ya ekolalianya? 😊
Ummu-Una says
lumayan lama bun.. mungkin sampai umur 9 atau 10 masih ada bekas ekolalianya.
Nurhayati says
Assalamu’alaikum umi anak sya jga skrg sdg mengalami sprti Taqi apakah bsa smbuh echolalia umi dn bsa sklh di tmpt umum?
Ummu-Una says
di terapi bun.. baik di tempat terapi ataupun di rumah. anak kita butuh diajarkan kemampuan bicara yang benar, tidak sama dengan anak lainnya yang bisa mengembangkan kemampuan bicaranya sendiri
Filna says
Hallo bun boleh info tempat terapi dimana? Krn anak saya umur 3 th jg mengalami hal yang sama,saya domisili di jakarta timur
Ummu-Una says
kami terapi wicara di yayasan bina wicara di jalan kramat vii jakarta pusat, bun
Ayu Paria says
Halo mbak. Anak saya juga mengalami hal ini. Tapi dia ada pengulangan di pertanyaan yang jawaban ya/ tidak dan pertanyaan yang menanyakan pilihan. Trims atas penjelasanya. Sangat mencerahkan. Kalau boleh tahu sudah kelas berapa Taqqi sekarang? Dan Mohon maaf apakah Taqqi bersekolah di sekolah umum? Karena saya ada kekhawatiran dengan anak saya tentang kelanjutan pendidikannya. Anak saya sekarang usia 5 tahun TK A. Bicaranya masih belum lancar. Trims
Ummu-Una says
semangat ya bu.. kita tidak boleh lelah untuk terus mengajar anak-anak kita bicara. anak saya sekolah di sekolah khusus anak dengan gangguan belajar, bu. karena kalau di sekolah umum masih belum bisa
Filna says
Bun saya boleh diinfo tempat terapi anak ibu? Saya berdomisili di Bekasi
Ummu-Una says
di bekasi sangat banyak tempat terapi bagus bu.. bisa dicari yang lumayan dekat lokasinya dengan ibu dan yang paling sesuai dengan kebutuhan ananda
Lisa says
Terimakasih untuk artikelnya mba, sangat mencerahkan, kalau boleh tanya, anak saya usia 30 bln, belum ada keluar kata2, hanya ba, la, mmm, jika ingin sesuatu dy pakai isyarat seperti minun tunjuk gelasnya, mau nonton tunjuk remotenya, minumnya sudah lancar dengan sedotan dan gelas termasuk minum susu, apakah sebaiknya saya bawa ke terapis ya mba?apa ini sdh masuk kategori speech delay?
Ummu-Una says
kalau memang ada kekhawatiran bisa di cek di dokter tumbuh kembang, bun.. agar lebih pasti