Apa itu Kosa kata?
Kosakata mengacu pada semua kata yang kita tahu.
Mungkin penyebab echolalia anak kita adalah keterbatasan kosakata yang ia miliki. Maka kita harus menambahkan banyak kosakata kepada anak-anak kita.
Dalam patologi wicara, kita juga sering berbicara tentang kosa kata reseptif dan ekspresif. Kosakata ekspresif akan Kosakata yang kita ucapkan / gunakan. Misalnya, jika seseorang menunjukkan suatu gambar/benda kepada kita dan bertanya namanya, kita dapat menamainya
Kosakata reseptif mencakup kata apa pun yang kita mengerti. Misalnya, jika seseorang mengatakan “tunjuk ke gambar babon” pada satu poster yang berisi dari beberapa gambar binatang, kita dapat menunjuk ke gambar yang benar
Seperti Apa Seharusnya Kosakata Ekspresif Anak Saya?
Menurut Panduan Pencapaian Linguisystems, anak-anak harus memiliki jumlah kata berikut dalam kosa kata ekspresif mereka. Ingatlah bahwa ini adalah perkiraan sehingga jika anak tidak sama persis jumlahnya namun angkanya mendekati maka jangan khawatir. Hanya ketika seorang anak angkanya sangat jauh dari angka standar, maka bolehlah khawatir
Umur ~ Perkiraan Kata-kata dalam Kosakata Ekspresif
12 bulan ~ 2-6 kata
15 bulan ~ 10
18 bulan ~ 50
24 bulan ~ 200-300
30 bulan ~ 450
3 tahun ~ 1.000
4 tahun ~ 1.600
5 tahun ~ 2.200-2.500
6 tahun ~ 2.600-7.000
12 tahun ~ 50.000 (Wow!)
Saya ingat, anak saya Taqi diusianya yang ke 30 bulan, kosakatanya hanya di bawah 5 kata. Maka saya saat itu sangat perlu untuk khawatir
Ketika saya mulai terapi bicara, saya diberi PR oleh terapisnya untuk menulis kosa kata yang terdengar dari mulut taqi, setiap minggu. Sehingga akhirnya terlihat kemajuan kosakatanya seiring dengan berjalannya terapi di tempat terapi maupun di rumah
Cara Mengajar Kosakata Baru
- Buku
Saya membacakan Taqi buku dengan tulisan yang besar, gambar yang banyak, dan cerita yang mudah. Dari sini, ia mendapat banyak kosa kata baru.
- Flashcard
Saya menggunakan flashcard bayi untuk mengajarkan kata-kata kepada Taqi. Flashcard tersebut memiliki gambar real di satu sisi dan nama bendanya di sisi lain. Gambar yang real jauh lebih baik daripada gambar buatan. Karena anak akan langsung bisa membayangkan benda tersebut
Saya menggunakan flashcard itu dengan metode bermain. Dia senang sekali. Saya menyusun 10 flashcard dengan kondisi gambar di bawah di atas lantai. Ia diminta untuk menunjuk satu flashcard, kemudian flashcard yang ia tunjuk, saya ambil dan saya balik sehingga ia bisa melihat gambarnya. Setelah itu ia diminta untuk menyebut namanya. Bila benar, flashcard di keluarkan dari permainan, bila salah, flashcard di letakkan kembali ke atas lantai. Permainan di lakukan terus hingga semua kartu habis.
Flashcard awal yang saya berikan ke taqi adalah Flashcard nama-nama benda. Setelah kosakata bendanya bertambah, saya melanjutkan ke flashcard yang lebih sulit untuk Taqi. Yaitu flashcard kata kerja, flashcard kata sifat, pengenalan emosi, sebab-akibat, konsep spasial
- Film
Film yang berirama melayu, untuk awalnya kami kurangi intensitasnya. Kami mencari film yang mengucapkan bahasa indonesia dengan baik. Dari sini ia belajar kata-kata yang biasa orang ucapkan. Tidak terbatas di satu film, film anak-anak edukasi apapun dengan bahasa indonesia yang baik, kami berikan kepada Taqi
- Bernyanyi
Sebenarnya ia kurang suka mendengar nyanyian. Mungkin terkait masalah sensitif sensorinya. Namun ia bisa ikut melantunkan nyanyian yang ia sering dengar. Dari sini, ia menambah kosakatanya juga. Kami menggunakan nyanyian untuk mengajari beberapa hal baru untuk Taqi misalnya bagian tubuh, fungsi bagian tubuh, berwudhu, hingga nama-nama nabi, rukun iman dan rukun islam. Saya biasa mencari lagu yang sesuai untuk pembelajaran taqi, kemudian mengajarkannya kepada taqi.
- Bermain bersama
Yang terakhir dan terpenting. Tanpa ada alat elektronik yang menyala. Di satu ruangan setelah magrib, saya, taqi dan saudara-saudaranya bermain dan bercakap-cakap sepuasnya. Kadang berkelahi satu sama lain, kadang damai tentram. Taqi banyak belajar tentang pengaturan emosi dan menambah kata baru
Saat ini di usianya yang ke 8 tahun, kosakatanya terus bertambah dan sudah tak saya hitung lagi. Alhamdulillah echolalianya sudah tak terdengar, tapi masih banyak hambatan bahasa yang ia temui yang harus saya bimbing agar semua orang dapat mengerti apa yang ia ucapkan, dan ia dapat mengerti banyak hal dari apa yang orang lain ucapkan.
Saat ini saat mau berbicara, ia sering berhenti dan berpikir, mencari kata yang tepat untuk di ucapkan. Sepertinya ia mencari di file kosakata di ingatannya.
Semangat ayah bunda.. terus berusaha yang terbaik untuk masa depan anak-anak kita
Rei says
Assalamualaikum ummi, alhamdulillah saya mnemukan tulusan ini
anak saya usia 3,5th spertinya mengalami echolalia, dia sering ngomong sendiri smua film yg pernah dia tonton, klau diajak komunikasi dia diam atau tdk merespon San malah melanjutkan ngomongin film yg Ada di pikirannya.
Pertanyaane saya, butuh waktu brp lama buat taqy utk menghilangkan echolalia nya? Saya khawatir sekali
Mohon dibagi terus tips Dan metode2 yg bisa dilakukan utk anak echolalia Dan speech delay. Trima kasih banyak
Ummu-Una says
waalaikumsalam.. bunda, apakah sudah membaca artikel saya disini https://rumah-benqi.net/echolalia-alias-membeo-gangguan-bicara-pada-anak/ saat ini di usia 9 tahun, taqi sudah berkurang echolalianya, tapi bila di tanya hal baru yang ia belum pernah dengar, mungkin echolalianya bisa muncul lagi. jadi tugas orangtua untuk terus memperkaya bahasa anak. semoga membantu ya