Mari Belajar Tauhid
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’d:
Berikut ini adalah risalah bermanfaat dalam bentuk tanya-jawab tentang hal yang perlu diajarkan orang tua kepada anak-anaknya agar mereka menjadi insan yang kamil (sempurna) di atas fitrah Islam, menjadi seorang yang baik tauhid dan akidahnya. Risalah ini kami terjemahkan secara ringkas dari tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yang berjudul “Ta’limush Shibyan At Tauhid.”
- Siapa Rabbmu(Tuhanmu)?
Jawab: Katakanlah Tuhanku Allah.
- Lalu apa makna Rabb?
Jawab: Yang menguasai, Yang berhak disembah dan Yang memberikan pertolongan. Dialah Allah; Tuhan Yang berhak disembah oleh semua makhluk-Nya.
- Apabila kamu ditanya, “Melalui apa kamu mengenal Tuhanmu, apa jawabanmu?”
Jawab: Aku mengenalnya melalui ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya dan makhluk-Nya, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Sedangkan di antara makhluk-Nya adalah langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, dalilnya adalah firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Terj. QS. Al A’raaf: 54)
- Apabila kamu ditanya, “Untuk apa Allah menciptakanmu?”
Jawab: Katakanlah, “Untuk beribadah hanya kepada-Nya dan -tidak ada sekutu bagiNya-, serta agar kita menaati-Nya dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Terj. QS. Adz Dzaariyaat: 56)
Juga firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah (syirk), maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. (Terj. QS. Al Maa’idah: 72)
Syirk (mempersekutukan Allah) adalah mengadakan tandingan bagi Allah, ia berdoa kepada tandingan itu, juga berharap, takut, bertawakkal, memohon kepadanya tidak kepada Allah, serta mengarahkan ibadah lainnya kepada tandingan itu.
Ibadah adalah sebuah istilah untuk segala ucapan dan amalan yang tampak (anggota badan dan ucapan lisan) maupun yang tidak tampak (amalan hati) yang dicintai Allah dan diridhai-Nya. Di antara ibadah itu adalah doa, Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu berdoa (menyembah) siapa saja di dalamnya selain Allah. (Terj. QS. Al Jinn: 18)
Sedangkan dalil bahwa berdoa kepada selain Allah adalah kekufuran, adalah firman Allah Ta’ala, “Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung. (Terj. QS. Al Mu’minun: 117)
Hal itu, karena doa termasuk ibadah yang sangat utama, sebagaimana firman Tuhanmu, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Terj. QS. Ghaafir: 60)
Dalam kitab Sunan dari Anas secara marfu’ disebutkan,
اَلدُّعَاءُ مُخُّ اْلعِبَادَةِ
“Doa itu inti ibadah.”[i]
Kewajiban pertama yang Allah perintahkan kepada hamba-Nya adalah mengingkari thagut serta beriman kepada Allah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu”. (An Nahl: 36)
Thagut adalah segala sesembahan selain Allah, termasuk setan, dukun, ahli nujum (tukang ramal), orang yang berhukum dengan hukum selain Allah dan semua yang diikuti serta ditaati padahal tidak di atas yang benar. Al ‘Allaamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Thagut adalah segala yang dilebih-lebihkan oleh seseorang dengan disembah, diikuti maupun ditaati.”
- Apabila kamu ditanya, “Apa agamamu?”
Jawab: Katakanlah, “Agamaku Islam, makna Islam adalah menyerahkan dirinya kepada Allah dengan bertauhid (hanya menyembah Allah), tunduk kepada-Nya dengan menaati, cinta kepada kaum muslimin dan memusuhi orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam.” (Terj. QS. Ali Imran: 19)
juga berfirman, “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Terj. QS. Ali Imran: 85)
Dan telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda,
أَنْ تَشْهَدَ أنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ ، وتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ اْلبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
“(Islam itu) kamu bersaksi (meyakini dan mengakui) bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhajji ke Baitullah jika kamu mampu ke sana.”
Adapun makna “Laailaahaillallah” adalah “Laa ma’buuda bihaqqin illallah” (tidak ada yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah), sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah–selain kepada Tuhan Yang menciptikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”. (Terj. QS. Az Zukhruf: 26-27)
Sedangkan dalil perintah shalat dan zakat adalah firman Allah Ta’ala, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; yang demikian itulah agama yang lurus. (Terj. QS. Al Bayyinah: 5)
Dalam ayat ini, Allah memulai pertama kali dengan Tauhid (beribadah hanya kepada Allah) dan berlepas diri dari syirk (peribadatan kepada selain Allah). Perintah paling besar adalah tauhid, dan larangan yang paling besar adalah syirk, lalu Allah memerintahkan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, ini adalah asas utama agama Islam, sedangkan syari’at-syari’at setelahnya mengikutinya.
Dalil tentang kewajiban puasa adalah firman Allah Ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum…dst. (Terj. QS. Al Baqarah: 183)
Sedangkan dalil tentang wajibnya Hajji adalah firman Allah Ta’ala, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah.” (Terj. QS. Ali Imran: 97)
Dasar-dasar keimanan itu ada enam:
Yaitu kamu beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada qadar Allah yang baik dan yang buruk.
Dalilnya adalah hadits Umar bin Al Khaththab.
- Apabila kamu ditanya, “Siapa nabimu?”
Jawab: Katakanlah, “Nabi kami adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaaf. Allah Ta’ala memilih Beliau dari kabilah (suku) Quraisy, mereka adalah anak-anak Nabi Isma’il pilihan.
Allah mengutus Beliau kepada manusia berkulit merah maupun hitam (semuanya), kepada Beliau diturunkan Al Qur’an dan Al Hikmah (As Sunnah), Beliau mengajak manusia agar beribadah (menyembah) hanya kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selain Allah seperti patung, batu, pohon, nabi, orang saleh, malaikat dan lainnya.
Beliau mengajak manusia untuk meninggalkan syirk (menyembah kepada selain Allah), sampai-sampai Beliau berperang dengan mereka agar mereka meninggalkannya dan agar mereka hanya menyembah Allah saja, sebagaimana firman Allah Ta’ala,Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku berdoa dan hanya kepada-Nya aku kembali”. (Ar Ra’d: 36)
Juga firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”– Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi.– Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Terj. QS. Az Zumar: 64-66)
Termasuk dasar-dasar keimanan yang melepaskan seseorang dari kekafiran adalah beriman kepada hari kebangkitan, akan dibukanya catatan amal, adanya pembalasan amal manusia, hisab (pemeriksaan amal), surga dan neraka, semua itu adalah benar. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika yang kamu heran, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?” Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah yang nanti belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Terj. QS. Ar Ra’d: 5)
Dalam ayat tersebut terdapat dalil bahwa orang yang mengingkari kebangkitan adalah kafir dengan kekafiran yang mengharuskan kekal di neraka -Semoga Allah melindungi kita dari kekufuran dan perbuatan-perbuatan kufur-.
Ayat-ayat yang telah disebutkan isinya menjelaskan tentang hal yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan melarang menyembah selain Allah, inilah pokok agamanya, di mana Beliau mengajak manusia kepadanya dan berjihad di atasnya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan perangilah mereka, agar jangan ada fitnah (syirk) dan agar agama itu semata-mata untuk Allah. (Terj. QS. Al Anfaal: 39)
Allah mengutus Beliau ketika berumur 40 tahun, mengajak manusia berbuat ikhlas dan menjauhi sesembahan selain Allah dalam jangka waktu kira-kira 10 tahun, lalu dinaikkan ke langit (Isra’-mi’raj) dan diwajibkan kepadanya shalat lima waktu secara langsung tanpa perantara antara Beliau dengan Allah Ta’ala ketika itu, kemudian Allah menyuruhnya hijrah, lalu Beliau hijrah ke Madinah dan diperintahkan kepada Beliau berjihad, Beliau berjihad memperjuangkan agama Allah dengan sebenar-benarnya selama kira-kira 10 tahun sampai akhirnya orang-orang masuk ke dalam agama Allah (Islam) dengan berbondong-bondong.
ketika usia Beliau 63 tahun, dan Al Hamdulillah agama Beliau sempurna. Beliau juga telah menyampaikan semua risalahnya dari Allah, maka Allah mewafatkannya –semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepadanya-.
Rasul pertama adalah Nuh ‘alaihis salam (adapun Adam, maka ia adalah nabi), yang terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. (Terj. QS. An NIsaa’: 163)
Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan Muhammad itu tidak lain adalah seorang rasul.” (Terj. QS. Ali Imran: 144)
Rasul yang paling utama adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia yang paling mulia setelah para nabi shallallahu ‘alaihim wa sallam adalah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, Umar radhiyallahu ‘anhu, Utsman radhiyallahu ‘anhu dan Ali radhiyallahu ‘anhu…semoga Allah meridhai mereka semua.
Sebaik-baik generasi adalah generasi Beliau, kemudian setelah dan setelahnya lagi.
Dan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam nanti akan turun dari langit untuk membunuh Dajjal.
Wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.
Abu Yahya Marwan
[i] Hadits ini dha’if, yang shahih adalah “الدعاء هو العبادة” (Doa adalah ibadah), diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, lihat Shahihul Jaami 3/150 dan Shahih Ibnu Majah 2/324-pent.
Leave a Reply