(TIPS PARENTING) by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
- Salah satu tugas pengasuhan adalah membuat ikatan emosi yang kuat antara ortu dan anak yang dikenal dengan istilah emotional bonding.
- Ikatan emosi atau batin ini berpengaruh bagi anak dalam menjalani masa-masa sulit semasa hidup sekalipun tak ada ortu di sisi.
- Tak selamanya ortu mendampingi hidup anak. Ia harus tumbuh mandiri dengan potensinya. Emotional bonding yang kuat terhadap ortu sebagai pengarah.
- Setidaknya ada beberapa masa kehidupan dalam diri anak dimana ia alami krisis : pra sekolah, pra puber, pubertas, pra nikah dan nikah.
- Di masa-masa tersebutlah ia butuh bimbingan dan arahan. Maka meski tak ada ortu di sisi, nasehat-nasehat dan teladan ortu tetap dijaga selama masih ada ikatan batin.
- Hal ini lah yang dialami oleh Nabi Yusuf muda saat terpesona dengan kecantikan zulaikha dan diajak berbuat mesum. Ia punya hasrat.
- Hasratnya hampir saja menjerumuskannya seandainya Allah tak berikan ‘pertanda’. Seperti yang terdapat dalam surat Yusuf : 24. Sila dibaca.
- ‘Pertanda’ yg dimaksud adalah nasehat ayahnya yang tiba-tiba muncul saat ia hampir saja terpedaya oleh nafsunya. Ini kata ibnu katsir.
- Bayangkan! Nabi yusuf yang terpisah jauh oleh ayahnya, terjaga diri dari bujukan setan. Tak jadi berbuat zina. Tersebab ikatan batin dengan ayahnya.
- Itu pula yang diharapkan dari anak kita. Jauh terpisah namun menjaga kehormatan keluarga karena nasehat indah ortu yang tertanam dalam jiwa.
- Saat krisis jiwa melanda, tak kemana-mana cari solusi. Yakin ada ortu yang siap membantu cari jalan keluar. Percaya sepenuhnya.
- Seorang wanita yang sedang konflik dengan suaminya, akan curhat ke ayahnya. Bukan ke lelaki lain. Rumah tangga terselamatkan. Sebab ada father bonding.
- Anak yg tak punya emotional bonding maka tak percaya dengan ortunya. Lebih dengar kata temannya sekalipun buruk.
- Bagaimana menciptakan emotional bonding dengan anak? Usia dini jangan diabaikan. Bermula dari bayi dalam kandungan. Ayah bunda terlibat bersama.
- Saat bayi dalam kandungan, jadikan suara ayah-bunda nya yg lebih banyak didengar. Ajak ia bicara sambil mengusap perut bunda.
- Saat anak lahir, sambutlah anak dalam pelukan yang hangat. Hadapkan wajah kita ke hadapannya. agar perlahan di scan dalam memorinya.
- Usia 0-2 tahun adalah fase pengikatan. Disinilah fase dimana ayah-bunda harus jadi aktor utama dalam pengasuhan. Bukan yg lain.
- Di fase inilah Allah perintahkan ibu untuk memberinya ASI. Yang bukan sekedar susunya, namun juga belaian yang dibutuhkan anak.
- Betapa banyak ibu yang lebih sering menitipkan ASI nya pada botol. Tak memberinya langsung dari puting. Sehingga anak sehat namun jiwanya kosong.
- Fase ini juga seorang ayah harus banyak terlibat mengasuh. Luangkan waktu tuk ganti pampers, gendong anak sambil cerita, bacakan quran, dll.
- Dalam usia 0-2 tahun jangan terburu-buru kenalkan anak pada media meskipun isinya bagus. Sebab emosi belum terikat sepenuhnya.
- Jika ingin ajarkan anak tentang quran, jangan dari kaset. Akan lebih elok jika ortunya yang menyuarakan sekaligus belum fasih. Agar tercipta ikatan batin.
- Sekalipun ada pengasuh lain, peran mereka hanya membantu. Bukan tokoh sentral. Agar ikatan yang terjalin bukan kepada mereka namun kepada ortunya.
- Keluarkan segala energi: suara, bahasa tubuh, dan ekspresi muka agar terekam kuat dalam memori anak. Inilah yang menjadi dasar munculnya ikatan hati.
- Bagaimana jika anak sudah melewati usia 2 th sementara kita terlambat melakukan upaya emotional bonding ?
- Jika anak sudah melewati usia 2 tahun, bisakah kita ciptakan emotional bonding dengannya? Masih sangat bisa. Asal kita bisa membaca golden moment.
- Golden moment ini adalah situasi dimana anak benar-benar butuh hadirnya kita. Bisa tanpa sengaja atau juga kita rekayasa.
- Golden moment yang dimaksud minimal ada dua : yakni saat anak sedih dan saat anak unjuk prestasi. Hadirlah dengan sungguh-sungguh di dua waktu ini.
- Saat anak sedih, ia butuh sandaran jiwa. Butuh ada yang memeluk dan dengarkan curhatnya. Hadirlah segera. Jangan sampai orang lain yang ambil alih.
- Tak pekanya ortu saat anak sedih malah buat ikatan hati makin rapuh. Kepercayaan menurun. Anak lari kepada sosok lain.
- Dan hadirlah saat anak unjuk prestasi : baca puisi di skolah, ambil raport, menari, dan sejenisnya. Ini adalah persembahan untuk ortu dari anak.
- Saat unjuk prestasi, yang anak butuhkan adalah tepuk tangan dan apresiasi ortunya. Jika ortu tak hadir, rusaklah kepercayaan anak.
- Kehadiran ortu dalam kegiatan mereka adalah pengakuan eksistensi anak. Ortu yang cerdas, akan paksakan diri tuk hadir. Demi tercipta emotional bonding .
- Semoga kita bisa menjadi ortu yg mampu jalin emotional bonding dengan anak kita. Agar anak terdampingi selamanya meski kita tiada..
Salam cinta (bendri jaisyurrahman)
Leave a Reply