MasyaAllah.. tugas besar bagi kami selaku orangtua untuk mengenalkan tauhid pada anak-anak. Tauhid yang menghujam kedalam dada anak-anak. Tauhid yang menjadi landasan berpikir dan bertindak anak-anak kelak..
Di dalam islam, jika diibaratkan pohon, ketauhidan adalah sesuatu yang tidak tampak karena tertanam di dalam tanah. Tauhid bagaikan akar yang jika tidak menghujam dengan kuat, maka pohonnya akan rentan. Semakin rimbun dan tinggi pohon, akan semakin berat bagi akar untuk menopangnya.
Tauhid ibarat pondasi dimana diatasnya akan dibangun ibadah-ibadah, tiang-tiang agama, yang akan membentuk akhlak dan karakter
Jika ibadah dibangun di atas tauhid yang rapuh, jangan-jangan karakter atau akhlak baik yang tampak itu hanya kamuflase.. naudzubillah min dzalik..
Maka itu, penanaman tauhid harus sejak dini. Pembiasaan ibadah juga harus sejak dini.
Jika anak kita dididik dengan pembiasaan ibadah langsung tanpa penanaman tauhid, jangan-jangan ia shalat hanya karena takut hukuman. Padahal Allah hanya menerima ibadah yang dilakukan ikhlas karenaNya.
Jangan sampai muncul generasi-generasi yang kuat kemunafikannya daripada ketauhidannya. Perkataan dan ucapannya tidak sesuai dengan isi hati. Padahal tauhid itu adanya di hati.
lalu bagaimana cara kita menanamkan tauhid pada anak?
menurut Imam al Ghazali, cara menanamkan tauhid adalah melalui tahapan berikut ini:
Al Hifdz (Menghafalkan), kemudian
Al Fahm (Memahami), kemudian
Al I’tiqod (Ikatan), kemudian
Al Iqon (Keyakinan), kemudian
At Tashdiq (Membenarkan)
Maka Langkah pertama adalah dengan menghafal biasanya dengan cara mentalqin. yaitu membacakan berulang-ulang hingga anak hafal dan bisa mengucapkannya.
langkah pertama ini bisa dilakukan sejak dini yaitu sejak anak bisa berbicara. bila sudah hafal, lalu masuk ke pemahaman. semua berurutan, bukan berbarengan.
Apa yang harus dihafal? Jangan khawatir… sudah ada yang ulama yang merumuskannya.. bisa lihat disini.. . Tentang metode tanya-jawab mengajarkan tauhid sejak dini di buku Ta’limush Shibyan at Tauhid – Muhammad bin Abdul Wahhab
Ketika anak sudah hafal, cobalah memahami secara perlahan.. kalau belum hafal, jangan lanjut ke pemahaman
Kalau bisasih orangtua ikut menghafal bareng anak. Jadi belajar bersama membentuk ketauhidan yang benar sekeluarga.. indah bener, mashaAllah
Meyakini tawhid dan mengerjakan ibadah secara tawakal, dapat menguatkan satu sama lain
Pemahaman akan hafalan anak yang tadi akan bersemi sejalan dengan anak melakukan ibadah secara rutin, adanya dialog iman dengan anak, mendengarkan kisah orang-orang soleh, menggali hadist dan tafsir quran
Al i’tiqod atau ikatan yang benar. Memahami maka aqidah baik dan mana aqidah buruk agar dapat menjauhinya
Iqon keyakinan kepada Allah akan semakin terbentuk, yang berujung pada perilaku tashdiq atau membenarkan
Leave a Reply