Alhamdulillah, selesai sudah tour keluarga kami mengelilingi jawa menggunakan mobil selama 7 hari 6 malam. Rencana belajar sambil jalan-jalan ini memang sudah ada di impian kami berdua sejak memutuskan untuk menghomeschoolingkan anak kami. Belajar di luar ruang kelas dengan siapa saja, memetik hikmah dari setiap tempat, setiap orang, setiap peristiwa.
Membuka mata kami dan anak-anak tentang keindahan alam Indonesia yang luar biasa patut untuk di syukuri. Mengenalkan anak-anak akan keberagaman adat istiadat, kepercayaaan, suku, Bahasa yang ada di sekitar tempat yang kami lewati
Perjalanan rute kami adalah sebagai berikut :
Jakarta – tol cikampek – tol cipali – Cirebon – tol kanci – brebes – tegal – pemalang –pekalongan – batang – Kendal – semarang – ungaran – salatiga- Surakarta – yogya – Surakarta – sragen – ngawi – nganjuk – Kediri – Batu – Malang – Surabaya – Suramadu – Gresik – Tuban – Kudus – Demak – Semarang – Jakarta
Perjalanan panjang ini hanya di supiri satu orang saja yaitu bapak una, karena saya memang belum bisa menyetir. Perjalanan kami yang membawa 2 orang dewasa, satu anak umur 7 tahun, satu anak umur 5 tahun (yang sangat aktif – penting di noted ) dan satu bayi berusia 15 bulan. Dengan kondisi awak penumpang yang seperti ini maka perjalanan kami akan berjalan santai dan aman. Safety first kata orang mah. Maka kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan pada malam hari. malam hari waktu bagi kami sekeluarga beristirahat.
Setelah sekian lama menyusun itinerari, melakukan berbagai riset bagaimana menyiapkan perjalanan dengan membawa keluarga, riset bagaimana melakukan perjalanan dengan mobil, dan singgah ke banyak blog yang bercerita tentang traveling keliling jawa, maka kini giliran kami mewujudkan satu impian kami.
Hari Pertama
Hari pertama kami berangkat dari Jakarta pukul 16.00, menunggu una pulang dari tahfidznya. Kemudian bermalam di brebes
Karena pak suami sudah lelah, begitu keluar dari tol kancil, kami mencari losmen di daerah pantura Brebes. Anak-anak begitu excited karna ini adalah kali pertama mereka menginap di losmen. Semangat masih membara, jadi di losmen ini kami juga mengambil beberapa foto wefie.
Hari Kedua
Hari kedua kami menempuh perjalanan menuju jogja dan kami menikmati setiap pemandangan yang ada. Di perjalanan kami bermain kata dan tebak-tebakan, sangat menyenangkan. Makan Pagi di Alun-alun kota Tegal. Qodarullah, kami mendapat makanan yang kurang micinnya. Sebagai penikmat micin, rasanya sulit untuk menikmati, tapi tetap harus makan banyak agar bisa menjaga kesehatan selama dalam perjalanan.
Ini adalah kota pertama yang kami tandai dengan wefie bersama di alun-alunnya. Target saya untuk menyambangi alun-alun beberapa kota tidak dapat dipenuhi, karena itu berarti kami harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencari alamat masing-masing alun-alun yang sering kali tidak ada di jalur utama pantura.
Memasuki alas roban, batang, jalanan asri penuh pohon tinggi di kanan kiri jalan, seakan membawa diri kami secara suka rela masuk ke dalam hutan belantara yang menyegarkan. Sejarah perompaknya menjadikan alas roban menjadi salah satu lokasi yang cukup terkenang di pikiran. Lokasinya yang asri membuat pemandangan kami menuju lokasi utama yaitu Yogya, menjadi semakin indah
Lalu sampai di kota kenangan yaitu Semarang. Di kota ini saya pernah tinggal selama dua bulan bersama teman sma saya untuk mengikuti persiapan memasuki SPMB selepas lulus SMA. Tempat awal saya berkenalan dengan adat jawa sesungguhnya. Tempat saya belajar memanggil orang dengan panggilan mas atau mbak walau mungkin orang tersebut usianya sama atau lebih muda dari kita. Kenapa saya sampai ke Semarang untuk intensif belajar? alasan utamanya adalah karena ada kakak pertama saya yang sedang kuliah di UNDIP waktu itu, alasan keduanya adalah karna saya berencana masuk UNDIP. Kalau saya pikir sekarang, mungkin saat itu alasan yang paling mendekati kebenaran adalah karena saya mau menambah pengalaman, mau jalan-jalan.. hahaha
Memasuki tol tembalang semarang, kami berdecak kagum dengan pemandangan yang disuguhkan. Tol yang memangkas gunung itu, sungguh indah. Pemandangan gunungnya di kanan kiri jalan memukau, membuat ingin berhenti dan mengabadikannya di kamera. Di salah satu spot yang sangat pas untuk mengambil selfie, terdapat larangan untuk berhenti dan berfoto. ok fiks.. berarti pikiran saya dan pikiran kebanyakan generasi milenial saat melihat pemandangan seindah itu sama. hehehe.
Keluar dari tol, waktu makan siang sudah terdengar keras dari perut kami. Maka Paksu mengajak kami makan di Sop Pecok Ayam pak Min di daerah Ambarawa. Perut yang sudah lapar dan lezatnya sop pecok, mengisi amunisi kami untuk dapat melanjutkan perjalanan.
Kami memilih jalur Salatiga-Yogya untuk perjalanan kami agar dapat menyempatkan mampir di Keraton Solo. Begitu melihat plang Salatiga, segera terbayang keluarga hebat ibu Septi Peni Wulandari. Mungkin suatu saat kami dapat berkunjung dan belajar kepada mereka.
Lalu Kami tiba di Yogyakarta pada sore hari. Check in di Apartemen keluarga yang sudah kami booking sejak sebelum berangkat. Nama Apartemennya adalah Apartemen Sejahtera. Pilihan kami jatuh ke apartemen ini karena kami menginginkan suasana homiy. Selain itu karena lokasinya yang dekat dengan kampus maka tak terlalu sulit untuk mencari makanan dengan harga terjangkau. Kami mendapat kamar di lantai dasar yang amat memudahkan kami mobilitas dengan 3 anak kecil. Kami mendapatkan kamar yang luas dengan dua kamar tidur, dapur beserta kelengkapannya, ruang makan, ruang
tamu, kamar mandi dengan bathtub, dan balkon. Anak-anak terlihat menikmati apartemen ini.
Walau secara bangunan sebenarnya bangunan ini tergolong agak tua, tapi apartemen ini selalu menjadi pilihan kami saat ke yogya. Label apartemen keluarganya membuat kami merasa tenang. Sesekali kami berpapasan dengan keluarga lain yang mendiami apartemen ini.
Malam harinya kami mampir ke resto mie anglo milik teman bapaknya Una. Ceritanya ada di sini
Hari Ketiga
Hari ketiga kami pergi ke candi Borobudur di magelang. Perjalanan sempat akan dibatalkan karena saya sedikit sakit. Saya masuk angin dan tak enak badan. Tapi alangkah sayangnya bila kami tak ke sana di kesempatan kali ini. Maka saya menguatkan diri dan mengupayakan beberapa cara agar badan terasa enakan. Akhirnya semua beres.. walau badan terasa remuk. Cerita mengenai perjalanan ke borobudur bisa dilihat disini. Akhirnya kami menghabiskan sore di apartemen sewaan kami untuk mengistirahatkan badan yang mulai terasa lelah dan harus menyiapkan energy karena perjalanan kami masih panjang
Hari Keempat
Hari keempat, kami mencari sunrise di pantai parangtritis.. yang ternyata memang tak mungkin di dapat karena pantai ini menghadap selatan.. >.<. menikmati subuh hingga waktu dhuha di pantai sungguh indah sekali. Anak-anak menikmati bermain pasir, bermain ombak, dan juga sang waterpall yang tidak mungkin kami lupakan, pemandian air panas di tepi pantai. Cerita lengkap ada disini.
Lalu kami lanjut ke taman pintar di kota Yogyakarta. Rame-rame ke planetarium disana. Seru juga.. karena pengalaman pertama bagi kami semua. Di taman Pintar kami juga memasuki gedung kotak dan gedung oval. Siang kami balik ke penginapan untuk check out.
Hari Kelima
Hari kelima kami sudah ada di Batu malang. Menginap di Pondok Jatim Park. Lalu paginya kami bersiap pergi ke Jatim Park 2 yang memang sudah menjadi tujuan awal kami. Sempat batal acara ke Jatim Park 2nya karena hujan rintik-rintik.. tapi menjelang waktu dhuha mulai terang..
Puas sekali menjelajahi Secret Zoo. Sebenarnya tiket terusan dengan museum satwa.. tapi bapaknya anak-anak tidak minat, sementara hujan mulai datang lagi. Dengan berat hati saya menyetujui untuk mengakhiri kunjungan ke Jatim Park 2 itu. Sebenarnya malam itu saya berharap bias ke BNS (Batu Night Spektakular) atau paling tidak ke ALun-alun Malang yang katanya indah pada malam hari. Sayangnya bapaknya una harus bertemu dengan temannya di Malang tanpa mengajak saya dan anak-anak.
Hari Keenam
Hari keenam, Keesokan harinya kami siap-siap untuk check out untuk menuju Suramadu. Kami ingin mengunjungi jembatan suramadu. Lalu kami pun berangkat ke Surabaya. Memasuki kota Surabaya seperti memasuki kota Jakarta. Padat dan ramai. Dan akhirnya kamipun menyebrangi jembatan suramadu dan menapakkan kaki (mobil) di Madura. Lalu kamipun berputar arah dan menyebrangi balik jembatan suramadu
Tujuan selanjutnya adalah kota Demak. Bapaknya una ingin bertemu teman maya nya.
Di peta, perjalanan dari Surabaya menuju Demak tampaknya tak sulit. Tapi berkat gmaps dan gps, kamipun tersesat di sawah-sawah dan hutan bojonegoro. Nama bojonegoro akan kami kenang selamanya. Di tengah kelelahan dan stress tingkat tinggi, akhirnya kami memutuskan menginap di penginapan terdekat, demi keselamatan bersama. Horror hotel for us. Terlalu murah, tapi karena kami semua sudah kelelahan maka kami langsung check in dan istirahat. Niat saya adalah segera pergi sepagi mungkin dari hotel itu.
Hari Ketujuh
Hari ketujuh, setelah sholat subuh kami berangkat menuju demak. Menikmati serabi panas di Cepu sebagai sarapan pagi. Kami berhenti di depan masjid Agung Demak dan mencari sarapan sebenarnya yaitu nasi. Lalu bapaknya una bertemu temannya. Saya dan anak-anak menjelajahi masjid agung demak.
Setelah semua tujuan sudah kami tuntaskan, saatnya untuk balik ke Jakarta. Alhamdulillah.. jam 8 malam kami sudah sampai di Jakarta dengan selamat. Bertemu kembali dengan rutinitas dan kewajiban kami.
retno says
saya juga punya niat yang sama nih, keliling pulau jawa,sampai Banyuwangi, terima kasih ya Ky utk bagi2 pengalamannya.
Ummu-Una says
mantap mba..