Di tahun 2019, terdapat kisah yang sangat menyedihkan. terjadi pada teman SMAku. Anaknya yang autis kabur dari rumah. Setelah beberapa hari mencari, akhirnya kabar dukapun muncul.
Ketika mendengar hal itu, hati ini terasa amat sakit. Teringat anak spesialku Taqi. Beberapa kali ketika Taqi hilang. Saya sering membayangkan skenario terburuk, yaitu Taqi sudah tak bernyawa. Naudzubillah min dzalik
Bagi orangtua yang memiliki anak spesial seperti autis atau ADHD, kata kabur dari rumah bukanlah hal yang asing. Menurut penelitian oleh American Academy of Pediatrics, Hampir setengah dari anak dengan syndrom autis akan kabur dan berpotensi hilang paling tidak sekali sebelum ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Sedihnya, dari banyak anak-anak yang kabur tersebut ditemukan tak bernyawa.
Kenapa Anak Autis Kabur?
Menurut penelitian di tahun 2012, cara pengasuhan sama sekali bukan penyebab dari kaburnya anak autis. Semakin banyak tanda autis pada anak, maka lebih banyak kasus kabur yang dilaporkan oleh para orangtua. Dari survey tersebut, alasan utama anak kabur adalah karena anak mereka suka mengekplorasi dan berlari. Beberapa orangtua menyebutkan bahwa anak kabur ke tempat favorit mereka atau kabur karena terlalu banyak stimulus sensori
Apa yang dapat orangtua lakukan?
Seperti yang bisa kita bayangkan, kaburnya anak menyebabkan stress dan kekhawatiran bagi orang tua dan para pengasuh anak dengan autis. Satu pertimbangan untuk mengurangi “kabur”nya anak adalah dengan melihat fungsi dari perilaku tersebut.
Misalnya, jika anak kabur karena untuk menghindari overstimulus, maka anak dapat di training. Training tersebut untuk melatih anak untuk dapat menggunakan bahasa tubuh, kata, atau gambar yang spesifik untuk meminta “break” ketika menghadapi overstimulus.
Pilihan lain untuk menghadapi kabur ini adalah dengan:
- Membuat Rencana Darurat dengan tetangga, sekolah, atau anggota komunitas. Kami membuat tetangga-tetangga kami kenal dengan Taqi dan segala permasalahannya. Kami berharap mereka bisa langsung ikut mengamankan Taqi ketika terlihat berusaha kabur dari rumah. Untuk Sekolah, carilah sekolah dengan gerbang sekolah yang terkunci atau dijaga oleh petugas keamanan. Kenalkan anak kita kepada petugas keamanan agar mereka bisa ikut menjaga anak kita.
- Buatlah Identitas di barang-barang yang biasa ia pakai. Ada beberapa orang yang membordir pakaian anaknya dengan alamat serta nomer telpon rumah untuk jaga-jaga
- Menggunakan teknologi yang terdapat sistem GPS
Meningkatkan kewaspadaan komunitas di sekitar kita dapat sangat membantu dalam kasus kaburnya anak dengan autisme. Mari kita lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk keamanan anak-anak kita.
Leave a Reply